PARBOABOA, Jakarta – Tepat hari ini, Rabu (8/3/2023), seluruh dunia merayakan Hari Perempuan Internasional (International Women's Day/IWD). Peringatan ini merupakan bentuk perayaan terhadap prestasi wanita tanpa memandang asal, etnis, bahasa, budaya, dan ekonomi serta pandangan politik.
Dilansir situs UN Women, Hari Perempuan Internasional tahun ini mengusung tema "DigitALL: Innovation and technology for gender equality" atau "DigitALL: Inovasi dan teknologi untuk kesetaraan gender". Tema tersebut akan berfokus pada peran teknologi dan pendidikan digital secara global bagi kaum perempuan.
Tema peringatan tahun ini diharapkan mampu menciptakan kemajuan teknologi digital yang membuka pintu baru bagi pemberdayaan perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia.
Sementara situs International Women's Day mengusung tema #EmbraceEquity atau #RangkulKesetaraan untuk Hari Perempuan Internasional 2023. Tema tersebut merupakan ajakan untuk menantang stereotip gender, menentang diskriminasi serta mengupayakan inklusi atau pendekatan secara terbuka.
Tak hanya itu, Google Doodle juga menyemarakkan hari ini dengan menggambarkan beranekaragam profesi yang dilakoni oleh perempuan di seluruh dunia.
Dalam bingkai doodle 8 Maret 2023, digambarkan perempuan dalam posisi berpengaruh yang mengadvokasi kemajuan lintas isu sentral bagi kehidupan, perempuan yang berkumpul untuk mengeksplorasi, belajar, dan memperjuangkan hak-hak mereka, hingga perempuan yang merupakan sistem pendukung penting satu sama lain dalam keibuan.
Meski berbeda-beda, Google Doodle menyiratkan, wanita-wanita itu saling mendukung satu sama lain, untuk maju dan meningkatkan kualitas hidupnya.
"Untuk menghormati wanita di seluruh dunia yang saling mendukung di semua aspek kehidupan. Selamat Hari Perempuan Internasional!" kata Google.
Sejarah Hari Perempuan Internasional
Mengutip dari buku Hari-Hari Penting Internasional karya Nina Rahmawati (2020:13), Hari Perempuan Internasional sudah berlangsung sejak 1908 silam.
Saat itu, sebanyak 15.000 perempuan di New York melakukan aksi demonstrasi dengan membawa tiga tuntutan yaitu upah kerja lebih baik, hak memilih, serta jam kerja yang lebih singkat dan layak.
Dua tahun kemudian, Clara Zetkin mengusulkan Hari Perempuan Internasional untuk dirayakan di seluruh dunia dalam Konferensi Internasional untuk Pekerja Perempuan di Copenhagen, Denmark. Usulan tersebut disepakati oleh 100 perempuan dari 17 negara yang menghadiri konferensi.
Tahun 1975, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meresmikan Hari Perempuan Internasional sebagai perayaan tahunan.
Ditetapkannya tanggal 8 Maret juga bukan tanpa alasan. Ini merujuk pada aksi mogok kerja perempuan di Rusia tahun 1917. Oleh karena aksi tersebut terjadi tanggal 23 Februari menurut Kalender Julian, maka jika dihitung menggunakan kalender Gregorian berarti jatuh di tanggal 8 Maret.
Walaupun sudah sejak lama dicetuskan, Hari Perempuan Internasional masih terus dirayakan hingga sekarang. Pasalnya, kesetaraan gender yang menjadi tujuan utama peringatan pun belum bisa dicapai.
Adapun tiga warna menjadi lambang Hari Perempuan Internasional, yakni ungu, hijau dan putih. Ungu melambangkan keadilan dan martabat, hijau melambangkan harapan, dan putih melambangkan kemurnian, yang sedikit dikawinkan dengan kontroversi.