PARBOABOA, Pematang Siantar - Mural merupakan salah satu bentuk seni melukis atau menggambar yang sudah berlangsung sejak 30.000 tahun lalu.
Seni ini biasanya dikerjakan pada bidang datar seperti dinding atau tembok, baik bangunan atau jembatan.
Di kota Pematang Siantar, Sumatra Utara, ada seorang seniman mural yang berhasil mengubah hobi kreatifnya menjadi sumber pendapatan yang cukup menjanjikan.
Seniman itu bernama Muhammad Habibi Hasibuan. Ia memanfaatkan kecintaannya pada seni untuk menciptakan peluang bisnis yang tidak biasa.
Habibi memulai hobinya melukis mural sejak usia muda. Ia juga tergabung dalam komunitas mural di Pematang Siantar sejak 2017.
Habibi dan komunitasnya bahkan telah menghasilkan banyak karya mural, baik dengan izin atau tanpa izin pemilik bangunan. Hingga kini, mereka terus mengembangkan seni mural mereka.
"Proyek dalam seni visual mural kan terbagi atas dua yaitu social dan job. Kalau yang mural job projek mural yang berbayar. Nah kalau yang social project itu enggak berbayar," katanya kepada PARBOABOA, Sabtu (7/10/2023).
Habibi mengatakan, berbagai permintaan mulai berdatangan setelah masyarakat melihat goresan mural komunitasnya di salah satu tembok rumah toko (ruko) tiga lantai yang terletak di samping Siantar Plaza.
Selain di ruko samping Siantar Plaza, sejumlah tembok di Kota Pematang Siantar pun pernah menjadi media lukis mereka. Seperti di Kampung Banjar, tembok Kuburan Cina dan belakang GOR di Kelurahan Pardomuan Pematang Siantar.
Awalnya Hanya untuk Kesenangan
Ketika ditanya PARBOABOA tentang ide untuk membisniskan hobinya, Habibi mengakui ia awalnya hanya melukis mural untuk kesenangan.
Tapi ketika karyanya mulai dilirik, banyak juga masyarakat yang tertarik membayar jasa Habibi dan komunitasnya untuk membuat mural.
"Bahkan, permintaan melukis mural juga berdatangan dari luar Pematang Siantar," katanya.
Hanya saja, semangat Habibi dan komunitasnya mencari tambahan uang jajan dengan melukis mural tidak mampu mengilhami generasi muda di Pematang Siantar.
“Mungkin dua atau lima tahun lagi, komunitas mural di kota ini akan punah karena kurangnya minat anak muda terhadap seni lukis," kata dia.
Habibi hanya berharap masyarakat lebih mengapresiasi penggiat seni dan melihat mural sebagai bagian dari kesenian.
"Bukan menghakimi dan menganggap kami bagian dari kenakalan remaja," ungkapnya.
Memanfaatkan Kecerdasan Buatan
Berpacu dengan perkembangan zaman, Habibi dan komunitasnya pun turut memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk membuat karya mural dengan waktu yang lebih efisien dan menarik.
"Saya terinspirasi memanfaatkan AI dalam seni. Karena sebelum kecerdasan buatan dikenal seperti sekarang ini, saya sudah kepikiran untuk membuat karya secara otomatis," katanya.
Menurut Habibi, AI bisa mempermudah seniman membuat karya seni, memberikan inspirasi agar bisa menghasilkan beragam karya.
Salah satu karya yang dibuat Habibi yaitu lukisan H. Adam Malik Batubara. Dalam lukisan itu, ia memanfaatkan AI agar lukisannya bisa bergerak.
Karya Habibi ini menggunakan kode batang atau barcode, yang jika dipindai, lukisan H. Adam Malik Batubara terlihat bergerak. Diselipkan pula sejarah serta perjuangan H. Adam Malik sebagai salah satu tokoh Indonesia dalam lukisan tersebut.
“Berhubung H. Adam Malik Batubara tokoh yang berasal dari Pematang Siantar, saya menciptakan lukisannya dengan memanfaatkan AI," ungkap Habibi.
Ia mengakui, teknologi AI dapat meningkatkan wawasan dan memberikan inspirasi tambahan baginya. Termasuk membangun ruang ekspresi seni yang lebih luas, memerlukan ketelitian dan tantangan. Habibi bahkan optimistis terkait seni dan penggunaan AI di masa depan.
Ia pun mengajak seniman-seniman di Pematang Siantar memanfaatkan AI untuk menciptakan mural interaktif dengan barcode. Sehingga, kata Habibi, bisa menciptakan interaksi masyarakat lewat lukisan sebagai media penyampai pesan.
“Kita jangan menutup mata terhadap perkembangan teknologi. AI sudah ada di berbagai bidang industri kreatif," imbuhnya.
Reporter: Rizal Tanjung dan Juli Sitompul
Editor: Kurniati