PARBOABOA Jakarta – Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bali I Wayan Widya mengungkapkan tercatat ada 22 orang yang meninggal dunia sepanjang tahun 2022 akibat rabies usai digigit anjing.
"Yang meninggal 22, itu di tahun 2022 saja," kata Widya yang dikutip dari sumber berita Voi pada Rabu (21/12/2022).
Hal ini terjadi dikarenakan vaksinasi anjing di Bali sangat rendah. Berdasarkan data per bulan November 2022, setidaknya hanya ada 31 persen vaksinasi anjing di Bali.
"Imbauan bagi masyarakat yang memang penyayang binatang, mohon benar-benar dipelihara dan disayangi. Yang belum divaksin iya harus divaksin. (Rabies) ini kan melalui gigitan anjing ke anjing, iya biar (tidak menggigit orang) dipelihara dengan baik dan dikandangkan," ungkapnya.
Selain itu, Widya juga menghimbau kepada masyarakat yang mengalami digigit anjing untuk segera mencuci luka tersebut di air mengalir dengan menggunakan deterjen selama 15 menit.
"Bagi masyarakat yang digigit anjing, lukanya kecil atau besar lakukan tata pelaksana yang baik. Pertama cuci di air mengalir menggunakan deterjen selama 15 menit. Setelah itu datang ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pertolongan pertama," jelasnya.
Berdasarkan dari rincian data, kasus rabies paling tinggi terjadi di Buleleng dengan catatan ada 13 orang meninggal dunia, 4 orang meninggal dunia di Jembrana, dan 3 orang meninggal dunia di Bangli.
Kemudian di Karangasem ada 1 orang meninggal dunia serta 1 orang lagi yang meninggal dunia di Gianyar.
"Kasus rabies paling tinggi terjadi di Singaraja Kabupaten Buleleng dengan catatan 13 orang meninggal dunia, 4 orang di Jembrana, 3 orang di Bangli, 1 orang di Karangasem, serta 1 orang di Gianyar," pungkasnya.