PARBOABOA, Pematang Siantar - Jumlah pengunjung yang datang ke Museum Simalungun sepanjang 2022 hanya mencapai sekitar 1.043.000 orang.
Ketua Pengurus Yayasan Museum Simalungun, Djomen Purba mengatakan, rata-rata jumlah wisatawan pada destinasi yang dikelolanya paling tinggi berada pada periode libur Lebaran dan menjelang Tahun Baru, di mana bisa mengcapai lebih dari 200 orang per minggu.
Djomen menyebut, pada periode libur Natal dan Tahun Baru, puncak kunjungan wisatawan terjadi pada tanggal 11-25 Desember 2022. Tercatat jumlah kunjungan wisatawan mencapai lebih dari 262 orang wisatawan. Memasuki akhir libur Natal, angkanya penurunan.
“Puncak kunjungan itu pada Rabu dan Kamis, pengunjung mencapai 200 orang,” ujarnya.
Djomen menjelaskan, penurunan jumlah pengunjung disebabkan masyarakat banyak yang mudik ke daerahnya masing-masing.
“Walaupun hari ini masih saya lihat ada kemacetan. Kemungkinan akhir pekan ini sudah banyak masyarakat yang kembali ke daerahnya masing-masing atau berwisata ke tempat jauh,” tambahnya.
Ia menambahkan, sat akhir pekan di masa libur Natal 2022, jumlah kunjungan wisatawan pada destinasi tersebut sudah mengalami penurunan dibanding hari sebelumnya. Rata-rata selama periode seminggu ini puncak kunjungan wisatawan terjadi pada Rabu dan Kamis.
“Pada Rabu dan Kamis kunjungan mencapai 100 orang, itu puncaknya. Untuk hari ini kurang lebih 50 orang,” ujarnya.
Ia menambahkan, jumlah kunjungan wisatawan tersebut jauh lebih baik dibanding pada saat akhir pekan dalam kondisi biasa. Pada akhir pekan, jumlah pengunjung yang datang berkisar 20 orang.
“Kalau dilihat dari intensitasnya Sabtu, (25/12/2022) malah turun. Puncaknya pada Kamis, kemudian Jumat mulai turun dan hari ini lebih turun lagi. Masyarakat mungkin sudah jauh berwisata, contohnya ke Parapat,” ujarnya.
Ia menambahkan sangat bersyukur mengalami kenaikan jumlah kunjungan wisatawan pada tahun ini, karena sejak 2020-2021 pengunjung tidak ada datang sama sekali.
“COVID-19 menghancurkan semua bisnis yang sudah 2 tahun belakangan, kami juga kena, walaupun ada kebijakan atas ketentuan pembatasan maksimal 75 persen kunjungan wisatawan, tetap tidak ada pengunjung,” tutupnya.