PARBOABOA, Shiraz - Otoritas Iran menyebut penembakan mematikan di Masjid Muslim Syiah Cheragh di Shiraz yang menewaskan sedikitnya 15 orang serta puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Kelompok teroris militan Islamic State (ISIS) mengklaim penyerangan itu bersamaan dengan peringatan kematian 40 hari meninggalnya Mahsa Amini.
Presiden Ebrahim Raisi mengatakan Iran bakal menindak tegas pelaku penembakan mematikan itu tidak dan dia tidak akan dibiarkan begitu saja.
“Kejahatan ini tentu tidak akan dibiarkan tidak terjawab, pasukan keamanan dan penegakan hukum akan memberikan pelajaran kepada mereka yang merancang dan melakukan serangan itu,” ujar Raisi kepada media pemerintah Iran seperti dilansir dari detik.com pada Kamis (27/10/2022).
Penembakan mematikan di Masjid Cheragh di Shiraz itu terjadi pada hari yang sama ketika pasukan keamanan Iran semakin menindak tegas para demonstran yang memperingati 40 hari meninggalkan Amini. Media pemerintah menyalahkan ‘teroris takfiri’ sebutan untuk militan Sunni seperti ISIS atas penembakan itu.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Iran Ahmad Vahidi menjelaskan banyak orang mengalami luka-luka dan jumlah korban tewas bisa saja bertambah.
Vahidi menyalahkan gelombang unjuk rasa memprotes kematian seorang wanita muda bernama Mahsa Amini sebagai pembuka jalan untuk ‘serangan teroris’ di Shiraz.
Laporan awal menerangkan bahwa ada tiga pria bersenjata yang terlibat dalam serangan tersebut. Namun kepala polisi setempat belakangan ini mengatakan hanya ada satu pelaku yang melakukan penembakan mematikan itu dan tidak disebutkan lebih lanjut indetitas pelaku tersebut.
Pelaku kini telah di tangkap dan di interogasi serta akan mendalami motif penembakan yang hingga kini belum diketahui secara jelas.