PARBOABOA – Musim kemarau yang berkepanjangan tengah terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Membuat sejumlah daerah mengalami kekeringan, hal ini terjadi karena hujan yang tak kunjung turun,
Sebagai umat muslim yang bertakwa, Allah SWT menyarankan umat-Nya untuk bertaubat dan memohon ampunan dengan melaksanakan shalat istisqa.
Mengutip dari buku berjudul Panduan Salat Lengkap karya Ustadz Muhammad Syafril (2018), shalat istisqa adalah salah satu shalat sunnah muakkad yang bertujuan untuk meminta turunnya hujan dan memohon hanya kepada Allah SWT.
Adapun waktu pelaksanaannya dilakukan pada siang hari, sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari istri beliau, Aisyah ra: "Rasulullah itu keluar untuk melaksanakan Salat Istisqa manakala matahari mulai naik." (HR Abu Dawud & Al-Hakim).
Namun perlu diketahui, bahwa shalat ini hanya berjumlah 2 rakaat dan dilaksanakan secara berjamaah.
Lantas, seperti apa niat dari shalat Istisqa? Dan bagaimana tata caranya?
Berikut Parboaboa akan ulas secara lengkap mulai dari pengertiaan, bacaan niat, hukum hingga tata cara shalat istisqa. Yuk, simak hingga akhir.
Apa itu Shalat Istisqa?
Shalat istisqa adalah salah satu bentuk ibadah sunnah yang dilakukan umat Islam ketika mengharapkan turunnya hujan.
Istisqa memiliki tiga jenis:
- Istisqa yang paling ringan, yaitu doa tanpa shalat, bisa dilakukan sendiri atau berjamaah, di masjid atau di luar masjid, oleh orang-orang yang saleh.
- Istisqa pertengahan, melibatkan doa setelah shalat Jumat atau shalat lainnya, pada saat khutbah Jumat atau khutbah lainnya.
- Istisqa yang paling utama melibatkan shalat dua rakaat dan dua khutbah. Dianjurkan untuk dilakukan oleh semua muslim, baik yang sedang bepergian atau yang tinggal di kampung atau kota.
Menurut ulama fiqih, shalat istisqa adalah shalat sunnah muakkad yang dilakukan untuk memohon kepada Allah agar menurunkan hujan.
Shalat ini sangat dianjurkan, sesuai dengan contoh yang telah diberikan oleh Rasulullah SAW.
Waktu pelaksanaan shalat istisqa siang hari setelah matahari telah terbit. Tetapi, tidak pada waktu diharamkan mengerjakan salat, yaitu pada saat matahari di atas kepala dan pas terbenam matahari.
Oleh karena itu, setiap Muslim disarankan melaksanakan shalat ini saat menghadapi bencana kekeringan yang berkepanjangan, karena hanya Allah yang memiliki kuasa atas hujan tersebut.
Bacaan Niat Shalat Istisqa
1. Niat Shalat Istisqa untuk Imam
Secara khusus untuk imam bacaan shalat istisqa adalah sebagai berikut:
Ø£ÙصَلّÙÙŠ سÙنَّةَ الإÙسْتÙسْقَاء٠رَكْعَتَيْن٠مÙسْتَقْبÙÙ„ÙŽ الْقÙبْلَة٠إÙمَامًا/مَأْمÙوْمًا Ù„Ùلَّه٠تَعَالَى
UshallÄ« sunnatal istisqÄ'i rak'ataini imaaman lillÄhi ta'ÄlÄ.
Artinya: “Aku menyengaja melaksanakan shalat sunnah minta hujan dua rakaat sebagai imam karena Allah”.
2. Niat Shalat Istisqa untuk Makmum
Secara khusus untuk makmum bacaan niat shalat istisqa adalah sebagai berikut:
Ø£ÙصَلّÙÙŠ سÙنَّةَ الإÙسْتÙسْقَاء٠رَكْعَتَيْن٠مÙسْتَقْبÙÙ„ÙŽ الْقÙبْلَة٠مَأْمÙوْمًا Ù„Ùلَّه٠تَعَالَى
UshallÄ« sunnatal istisqÄ'i rak'ataini makmuman lillÄhi ta'ÄlÄ.
Artinya: “Aku menyengaja melaksanakan shalat sunnah minta hujan dua rakaat sebagai makmum karena Allah”.
Hukum Shalat Istisqa
Mengutip dari buku berjudul Seri Fiqih Kehidupan 3 karya Ahmad Sarwat (2017), pandangan ulama mengenai dasar hukum shalat istisqa adalah sebagai berikut:
1. Madzhab Syafi'i dan Hambali
Menyatakan bahwa melaksanakan melaksanakan shalat dan membaca niat shalat istisqa adalah sunnah muakkadah. Hal ini merujuk pada tindakan Rasulullah SAW dan para sahabat yang telah melakukannya.
2. Madzhab Hanafi
Menyatakan bahwa sunnah muakkadah hanya berlaku untuk doa shalat istisqa, sementara pelaksanaan ibadah sholatnya dianggap jaiz.
3. Madzhab Maliki
Berpendapat bahwa hukumnya bisa bervariasi. Melaksanakan shalat istisqa dianggap sunah muakkadah jika seseorang mengalami kekeringan yang menyebabkan penderitaan berkepanjangan.
Namun, bagi mereka yang tidak mengalami kekeringan secara langsung, melaksanakan shalat istisqa dianggap mandub untuk mendoakan sesama muslim menghadapi ketandusan.
Jika kekeringan terjadi tetapi hujan turun sedikit, sehingga air yang tersedia dirasa tidak mencukupi untuk kehidupan sehari-hari, maka melaksanakan istisqa dianggap jaiz.
Tata Cara Shalat Istisqa
Terdapat beberapa cara melaksanakan shalat istisqa yang wajib kamu ikuti, shalat istisqa dikerjakan secara berjamaah, seperti:
1. Membaca Niat
Sebelum memulainya, kamu harus membaca niat shalat istisqa adalah sebagai berikut:
صلي سنة الاستسقاء ركعتين مستقبل القبلة اماما/ماموما لله تعالى
Ushalli sunnatal istisqa'i rak'ataini mustaqbilal kiblati (imaaman/ma'muman) lillahi ta'ala.
2. Takbiratul ihram, imam dan makmun membaca takbir sebanyak 7 kali pada rakaat pertama
3. Membaca kalimat ta'awudz atau "audzubillahiminasyaitonirrojim".
4. Setelah membaca kalimat ta'awudz dilanjutkan dengan membaca doa iftitah, Al Fatihah, dan surah apa pun di dalam Al-Qur'an yang penting jelas terdengar oleh makmum.
5. Ruku' dan tuma'ninah.
6. Sujud dua kali dan tuma'ninah.
7. Kembali berdiri dan takbiratul ihram dengan membaca takbir sebanyak 5 kali pada rakaat kedua.
8. Dilanjutkan dengan membaca Al Fatihah dan surah apapun di dalam Al-Qur'an.
9. Dilanjutkan dengan ruku' dan sujud seperti rakaat sebelumnya.
10. Duduk tasyahud akhir.
11. Membaca istighfar sebanyak 9 kali pada khutbah pertama.
12. Membaca istighfar sebanyak 7 kali pada khutbah kedua.
13. Setelah selesai shalat, dianjurkan membaca doa setelah shalat istisqa, seperti:
اللَّهÙمَّ اسْقÙنَا غَيْنًا Ù…ÙغÙيْنًا مَرÙيعًا غَدَقًا Ù…Ùجَلَّلًا عَامًا طَبَقًا سَØًا دَائÙمًا. اللَّهÙمَّ سÙÙ‚Ùنَا الْغَيْتَ وَلَا تَجْعَلْنَا Ù…ÙÙ†ÙŽ الْقَائÙØ·Ùينَ. اَللَّهÙمَّ بÙالْعÙبَاد٠وَالْبَلَاد٠وَالْبَهَائÙم٠وَالْخَلْق٠مÙÙ†ÙŽ اللَّذَاوَاءÙØŒ وَالْجَهْد٠وَالضَّنْك٠مَا لَا نَشْكÙوه٠إÙلَّا Ø¥Ùلَيْكَ. اللَّهÙمَّ أَنْبÙت٠لَنَا الزَّرْعَ وَأَدÙرَ لَنَا الضَّرْعَ، وَاسْقÙنَا Ù…Ùنْ بَرَكَات٠السَّمَاءÙØŒ وَأَثْبÙتْ لَنَا Ù…Ùنْ بَرَكَات٠الْأَرْضÙ. اللَّهÙمَّ ارْÙَع٠عَنَا الْجَهْدَ ØŒ وَالْجÙوْعَ وَالْعÙرَى، وَاكْشÙÙÙ’ عَنَّا Ù…ÙÙ†ÙŽ الْبَلَاء٠مَا لَا يَكْشÙÙÙه٠غَيْرÙÙƒÙŽ. اللَّهÙمَّ Ø¥Ùنَّا نَسْتَغْÙÙرÙÙƒÙŽ Ø¥Ùنَّكَ ÙƒÙنْتَ غَÙَارًا، ÙَأَرْسÙل٠السَّمَاءَ عَلَيْنَا Ù…Ùدْرَارًا. اللَّهÙمَّ اسْق٠عÙبَادَكَ وَبَهَائÙÙ…ÙŽÙƒÙŽØŒ وَانْشÙرْ رَØْمَتَكَ ØŒ ÙˆÙŽØ£ÙŽØْي٠بَلَدَكَ الْمَيّÙتَ.
Latin: Allaahummasqinaa ghaitsan mughiitsan marii'an ghadaqan mujallalan 'aaman thabaqan sahhan daa'iman.
Allaahummasqinal ghaitsa wa laa taj'alnaa minal qaanithiina.
Allaahumma bil 'ibaadi wal balaadi wal bahaa'imi wal khalqi minal-la'awaa'i wal jahdi wadh-dhanki maa laa nasykuhu illaa ilaika.
Allahumma anbit lanaz-zar'a wa adirra lanadh-dhar'a, wasqinaa min barakaatis-samaa'i, wa anbit lanaa min barakaatil ardhi.
Allaahummarfa' 'annal jahda, wal juu'a wal 'uraa, waksyif 'annaa minal balaa'i maa laa yaksyifuhu ghairuka.
Allaahumma innaa nastaghfiruka innaka kunta ghaffaaran, fa arsilis-samaa'a 'alainaa midraaran.
Allaahummasqi 'ibaadaka wa bahaa'imaka, wansyur rahmataka, wa ahyi baladakal mayyita.
Artinya: "Ya Allah berilah kami hujan yang bermanfaat, berakibat baik, mendatangkan kemakmuran, melimpah, banyak, merata dan selalu tercurah.
Ya Allah, berilah kami hujan dan jangan biarkan kami menjadi orang-orang yang berputus asa.
Ya Allah, lindungilah hamba-hamba, negeri-negeri, hewan-hewan, dan seluruh makhluk dari penyakit, kesempitan dan kesulitan, dimana kami tidak mengadukannya kecuali kepada-Mu.
Ya Allah, tumbuhkanlah tanaman bagi kami, pancarkanlah air susu bagi kami, curahilah kami hujan dari keberkahan langit dan tumbuhkanlah untuk kami segala keberkahan bumi.
Ya Allah, angkatlah dari kami kesulitan, kelaparan, dan ketelanjangan. Angkatlah (hilangkanlah) dari kami segala bala, yang tiada seorang pun mampu untuk mengangkatnya selain Engkau.
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon ampun kepada-Mu, karena Engkaulah Maha Pengampun. Kirimkanlah hujan deras dari langit kepada kami.
Ya Allah curahkanlah hujan kepada hamba-hamba dan hewan-hewan ternak. Tebarkanlah rahmat-Mu dan hidupkanlah bumi-Mu yang mati.”
Itulah informasi seputar shalat istisqa, semoga dengan melakukannya kita keimanan kita akan lebih meningkat dan segera diberi keberkahan turunnya hujan.