PARBOABOA, Pematang Siantar - Kota Pematang Siantar belum turun status kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD). Angka penularan masih tinggi walau Dinas Kesehatan (Dinkes) mengklaim sudah melakukan tindakan preventif (pencegahan) dan pengobatan.
Epidemiologi Muda Bidang Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Pematang Siantar, Domen Silalahi mengatakan, berdasarkan data statistik harian, sejak Januari 2022 hingga 3 Oktober 2022 sudah 500 warga yang tertular DBD, di mana 10 orang di antaranya meninggal dunia.
Domen merinci, pada Agustus 2022 ada 392 orang yang tertular, kemudian angkanya naik menjadi 495 orang di September 2022, sedangkan hingga 3 Oktober 2022, ada lima warga positif. Adapun wilayah yang paling banyak terdampak di Kecamatan Siantar Martoba, disusul Sitalasari, Siantar Marimbun, Siantar Marihat dan Siantar Selatan.
“Sudah 500 orang sembuh dan yang masih dirawat lima orang,” jelas Domen, Selasa, (04/10).
Domen menjelaskan, Pematang Siantar merupakan daerah endemik DBD dengan tingkat penularan tinggi, hal itu didasari hasil sistem informasi pencatatan early warning system dan mapping dengue hemorrhagic fever (e-WARS and MAPPING DHF) yang dilakukan baru-baru ini, bahwa terdapat empat serotype virus dengue yang berkembang di kota ini.
Untuk menekan penurunan angka penularan DBD, Domen mngeklaim jika Dinkes Pematang Siantar sudah melakukan berbagai upaya, yakni mensinergikan antara masyarakat dan pemerintah dalam mencegah bertambahnya kasus, di antaranya melakukan tindakan gerak cepat (TGC) lintas sektor, penyelidikan epidemiologi, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) setiap Jum’at.