PARBOABOA - Sifat wajib bagi Allah SWT merupakan sifat yang melekat pada-Nya dengan segala kesempurnaan, yang hanya dimiliki oleh-Nya saja sebagai al-Kabir atau Allah Yang Maha Besar dari apapun.
Pada hakekatnya, Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa, memiliki sifat-sifat yang tidak terbatas, namun sifat wajib bagi Allah yang harus diimani oleh umat Islam berjumlah 20 sifat.
Dalam buku Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas X yang ditulis oleh H. Aminudin dan Harjan Syuhada, dari 20 sifat - sifat wajib bagi Allah diklasifikasikan menjadi 4 bagian, yaitu nafsiyah, salbiyah, ma'ani dan ma'nawiyah.
Lantas, ada sajakah sifat yang wajib bagi Allah? Dan apa yang dimaksud dengan sifat-sifat wajib bagi Allah? Untuk meningkatkan nilai keimanan kita, mari pelajari ulasan di bawah ini, sebagaimana dikutip dari sumber yang sama.
Pengertian Sifat Wajib Bagi Allah Beserta Dalilnya
Sifat wajib bagi Allah adalah kebalikan dari sifat mustahil bagi Allah, yang artinya Allah merupakan zat yang Maha Sempurna dan Maha Terpuji, tanpa ada satupun kejelekan yang bisa disebutkan kepada-Nya.
Berikut ini adalah 20 sifat wajib bagi Allah yang wajib untuk diketahui umat muslim.
1. Wujud (ÙˆÙجÙوْدٌ)
Sifat wajib bagi Allah yang pertama adalah wujud yang artinya ada. Ketika percaya pada Allah, kita dapat merasakan keberadaannya dari seluruh isi di alam semesta ini.
Hal ini telah tertuang dalam surah Ibrahim ayat 14:
ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙ†ÙسْكÙنَنَّكÙم٠الْاَرْضَ Ù…Ùنْۢ بَعْدÙÙ‡Ùمْ ۗذٰلÙÙƒÙŽ Ù„Ùمَنْ خَاÙÙŽ مَقَامÙيْ وَخَاÙÙŽ وَعÙيْدÙ
Artinya: "Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian dengan air itu, Dia mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezeki untukmu." (QS. Ibrahim, ayat 14:32)
2. Qidam (Ù‚Ùدَمٌ)
Qidam artinya Allah itu terdahulu dan tidak didahului keberadaan-Nya oleh sesuatu apa pun. Sebab Dia adalah zat yang tidak ada permulaannya. Hal ini tertulis dalam firman Allah surat Al Hadid ayat 3, yang berbunyi:
Ù‡ÙÙˆÙŽ الْاَوَّل٠وَالْاٰخÙر٠وَالظَّاهÙر٠وَالْبَاطÙÙ†ÙÛš ÙˆÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ بÙÙƒÙلّ٠شَيْء٠عَلÙيْمٌ
Artinya: “Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Bathin; Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al Hadid, ayat 3).
3. Baqa (بَقَاٌ)
Segala apa pun yang Allah ciptakan akan binasa dan hancur, sedangkan Allah tidak. Sebab ia kkal dan tidak berubah-ubah selama-lamanya.
Hal ini tertuang dalam surah Al Qasas ayat 88:
وَلَا تَدْع٠مَعَ اللّٰه٠اÙلٰهًا اٰخَرَۘ لَآ اÙلٰهَ اÙلَّا Ù‡ÙÙˆÙŽÛ— ÙƒÙلّ٠شَيْء٠هَالÙÙƒÙŒ اÙلَّا وَجْهَهٗ Û— لَه٠الْØÙكْم٠وَاÙلَيْه٠تÙرْجَعÙوْنَ ࣖ
Artinya: “Dan jangan (pula) engkau sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan. (QS. Al Qasas, ayat 88).
4. Mukhalafatu lil hawaditsi (Ù…ÙخَالَÙَتÙÙ‡Ù Ù„ÙلْØَوَادÙØ«Ù)
Mukhalafatu lil hawaditsi adalah Allah berbeda dengan semua makhluk. Dia mampu menciptakan segala isi di alam semesta, sehingga Dzat inilah yang berkuasa membuat berbagai wujud mahkluk di muka bumi.
Dalil tentang sifat wajib bagi Allah Mukhalafatu lil hawaditsi terdapat dalam surat Asy Syura, ayat 11 dan Al Ikhlas ayat 4, yang berbunyi:
ÙَاطÙر٠ٱلسَّمَٰوَٰت٠وَٱلْأَرْض٠ۚ جَعَلَ Ù„ÙŽÙƒÙÙ… مّÙنْ Ø£ÙŽÙ†ÙÙسÙÙƒÙمْ أَزْوَٰجًا ÙˆÙŽÙ…ÙÙ†ÙŽ ٱلْأَنْعَٰم٠أَزْوَٰجًا Û– يَذْرَؤÙÙƒÙمْ ÙÙيه٠ۚ لَيْسَ ÙƒÙŽÙ…ÙثْلÙÙ‡ÙÛ¦ شَىْءٌ Û– ÙˆÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ ٱلسَّمÙيع٠ٱلْبَصÙيرÙ
Artinya: (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.
وَلَمْ ÙŠÙŽÙƒÙÙ† لَّهÙÛ¥ ÙƒÙÙÙوًا Ø£ÙŽØَدٌۢ
Artinya: Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
5. Qiyamuhu binafsihi (Ù‚ÙيَامÙه٠بÙÙ†ÙŽÙْسÙÙ‡Ù)
Allah berdiri sendiri dengan segala kemampuan yang sempurna, sehingga tidak butuh bantuan apa pun. Berbeda dengan makhluk-Nya yang hanya bisa mengandalkan pertolongan Allah.
يٰٓاَيّÙهَا النَّاس٠اَنْتÙم٠الْÙÙقَرَاۤء٠اÙÙ„ÙŽÙ‰ اللّٰه٠ۚوَاللّٰه٠هÙÙˆÙŽ الْغَنÙيّ٠الْØÙŽÙ…ÙيْدÙ
Artinya: "Wahai manusia! kamulah yang memerlukan Allah, dan Allah Dialah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji." (QS. Fatir, ayat 15).
6. Wahdaniyyah (ÙˆÙŽØْدَانÙÙÛƒÙŒ)
Sifat wajib bagi Allah Wahdaniayh artinya Allah itu Esa atau satu. Mustahil jika terdapat dua Tuhan. Apabila hal itu terjadi maka seluruh alam semesta ini akan hancur dan terjadi malapetaka.
لَوْ كَانَ ÙÙيْهÙمَآ اٰلÙÙ‡ÙŽØ©ÙŒ اÙلَّا اللّٰه٠لَÙَسَدَتَاۚ ÙَسÙبْØٰنَ اللّٰه٠رَبّ٠الْعَرْش٠عَمَّا يَصÙÙÙوْنَ
Artinya: "Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada Tuhan lain selain Allah, tentu keduanya telah binasa." (QS. Al Anbiya, ayat 22)
7. Qudrat (Ù‚Ùدْرَۃٌ)
Tak terhitung bukti-bukti dari kekuasaan Allah dan tidak ada yang mampu menandinginya. Mulai dari manusia sejak zaman kenabian sampai saat ini, miliaran lebih benda-benda langit, dan banyak lagi.
Ù„Ùلّٰه٠مÙلْك٠السَّمٰوٰت٠وَالْاَرْض٠وَمَا ÙÙيْهÙنَّ Û—ÙˆÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ عَلٰى ÙƒÙلّ٠شَيْء٠قَدÙيْرٌ ࣖ
Artinya: "Milik Allah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al Maidah, ayat 120)
8. Iradat (اÙرَادَۃٌ)
Allah mempunyai sifat berkehendak, sehingga apa yang dikehendakinya mutlak dari Allah dan tidak ada satu pun yang bisa menghalangi atau melarang-Nya.
اÙنَّمَآ اَمْرÙهٗٓ اÙذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقÙوْلَ لَهٗ ÙƒÙنْ ÙÙŽÙŠÙŽÙƒÙوْنÙ
Artinya: "Sesungguhnya, urusannya apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya. Jadilah! Maka jadilah sesuatu." (QS. Yasin, ayat 82)
9. Ilmu (عÙلْمٌ)
Manusia perlu belajar supaya mendapat pengetahuan dan ilmu. Tapi tidak dengan Allah, karena Dia Yang Maha Mengetahui segalanya apa pun yang terjadi di langit dan bumi.
"Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al Mujadalah, ayat 7)
10. Hayat (ØÙŽÙŠÙŽÙ‘ÛƒÙŒ)
Allah Ta'ala adalah Maha Hidup. Sebab hanya Dia yang kekal dan abadi. Allah jugalah yang mampu menghidupkan segala sesuatunya. Tanpa didahului oleh-Nya, tentu tidak akanada kehidupan seperti saat ini.
Ù‡ÙÙˆÙŽ الْØَيّ٠لَآ اÙلٰهَ اÙلَّا Ù‡ÙÙˆÙŽ ÙَادْعÙوْه٠مÙخْلÙصÙيْنَ لَه٠الدّÙيْنَ Û— اَلْØَمْد٠لÙلّٰه٠رَبّ٠الْعٰلَمÙيْنَ
"Dialah yang hidup kekal, tidak ada Tuhan selain Dia, maka sembahlah Dia dengan tulus dan ikhlas beragama kepadanya." (QS. Gafir, ayat 65)
11. Sama' (سَمَعٌ)
Sifat wajib bagi Allah yang ke-11 adalah Sama’ atau Samu’un artinya dalam bahasa Arab berarti mendengar.
Apa pun suara yang diucapkan makhluknya, hanya Allah sebaik-bainya Maha Mendengar. Meski itu tanpa suara Dialah Yang Maha Mengetahuinya.
وَاÙذْ يَرْÙَع٠اÙبْرٰهٖم٠الْقَوَاعÙدَ Ù…ÙÙ†ÙŽ الْبَيْت٠وَاÙسْمٰعÙيْلÙÛ— رَبَّنَا تَقَبَّلْ Ù…Ùنَّا Û— اÙنَّكَ اَنْتَ السَّمÙيْع٠الْعَلÙيْمÙ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah, ayat 127)
12. Bashar (بَصَرٌ)
Segala sesuatu hal kecil, besar, bahkan tersembunyi semua itu dapat terlihat jelas oleh Allah tanpa perlu alat bantu apa pun. Sekalipun dalam hati manusia, tak luput dari penglihatan Allah.
ÙˆÙŽØَسÙبÙوْٓا اَلَّا تَكÙوْنَ ÙÙتْنَةٌ ÙَعَمÙوْا وَصَمّÙوْا Ø«Ùمَّ تَابَ اللّٰه٠عَلَيْهÙمْ Ø«Ùمَّ عَمÙوْا وَصَمّÙوْا ÙƒÙŽØ«Ùيْرٌ مّÙنْهÙمْۗ وَاللّٰه٠بَصÙيْرٌۢ بÙمَا يَعْمَلÙوْنَ
Artinya: Dan mereka mengira bahwa tidak akan terjadi bencana apa pun (terhadap mereka dengan membunuh nabi-nabi itu), karena itu mereka menjadi buta dan tuli, kemudian Allah menerima tobat mereka, lalu banyak di antara mereka buta dan tuli. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (QS. Al Maidah, ayat 71)
13. Kalam (ÙƒÙلَامٌ)
Tidak seperti manusia yang perlu belajar terlebih dahulu untuk bisa berkata sesuatu, Allah berkomunikasi dengan bahasanya yang disebut kalamullah atau firman Allah.
Allah berfirman melalui kitab yang diturunkan oleh perantara para Nabi. Al Quran menjadi tanda keberadaan Allah dan bukti bahwa Allah berkata-kata atau berfirman.
Ûž وَمَا كَانَ Ù„Ùبَشَر٠اَنْ يّÙكَلّÙمَه٠اللّٰه٠اÙلَّا ÙˆÙŽØْيًا اَوْ Ù…Ùنْ وَّرَاۤئ٠ØÙجَاب٠اَوْ ÙŠÙرْسÙÙ„ÙŽ رَسÙوْلًا ÙÙŽÙŠÙوْØÙÙŠÙŽ بÙاÙذْنÙهٖ مَا يَشَاۤء٠ۗاÙنَّهٗ عَلÙيٌّ ØÙŽÙƒÙيْمٌ
Artinya: "Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin nya apa yang dikehendakinya. Sungguh Dia Maha Tinggi, Maha Bijaksana." (QS. Asy Syura, ayat 51)
14. Qadiran (قَادÙرًا)
Allah adalah Dzat paling berkuasa di seluruh alam semesta. Hanya Allah yang mampu menciptakan segala sesuatunya.
15. Muridan (Ù…ÙرÙیدًا)
Semua yang ingin dikehendaki oleh Allah dapat terjadi atas izinnya sendiri, tanpa ada yang bisa menolak takdir atau kehendak-Nya.
16. Aliman (عَالÙمًا)
Manusia dan makhluk lain ciptaan Allah memiliki keterbatasan dalam mengetahui sesuatu. Namun tidak dengan Allah, yang tidak diketahui makhluknya justru telah diketahui olehnya.
17. Hayyan (Øَيًّا)
Allah adalah satu-satunya Dzat Maha Hidup dan mampu menghidupi. Sifat ini sama dengan kekal yaitu abadi dan tidak akan musnah. Ia selalu mengawasi hamba-hamba-Nya dan tak pernah tidur.
18. Sami'an (سَمÙيْعًا)
Pendengaran makhluk ciptaan Allah sangat terbatas. Berbeda dengan-Nya yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Tak ada sesuatu pun yang terlewatkan bagi Allah dan tidak ada yang dapat melampaui pendengaran-Nya.
19. Bashiran (بَصÙيْرًا)
Hanya Allah yang mampu melihat dan mengawasi berbagai keadaan setiap umat dan seluruh alam semesta. Untuk itu, sudah seharusnya kita selalu berbuat kebaikan.
20. Mutakalliman (ﻣÙïº˜ÙŽï»œÙŽï» Ùّﻤًﺎ)
Sifat wajib bagi Allah yang terakhir yaitu Dzat Maha Berkata-kata atau berfirman. Sebagaimana firman Allah telah tertulis dalam seluruh isi Al Quran dan hadis.
Klasifikasi Sifat Wajib Bagi Allah
Setelah kita mempelajari sifat-sifat wajib bagi Allah, hal penting lainnya adalah mengetahui klasifikasi sifat tersebur.
Mengutip dari buku berjudul Akidah dan Akhlak karya Taofik Yusmansyah, ada empat kategori sifat wajib bagi Allah, yaitu:
1. Sifat Nafsiyah
Sifat nafsiyah artinya adalah sifat yang berhubungan dengan dzat Allah SWT semata. Sifat nafsiyah hanya satu, yaitu wujud yang artinya ada.
Mengimani bahwa Allah bersifat wujud merupakan salah satu ciri iman kepada Allah SWT. Apabila Allah tidak ada, maka dunia dan alam semesta tidak ada.
Hal ini telah tertulis dalam surah Ibrahim ayat 32:
ٱللَّهÙٱلَّذÙÙ‰ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰت٠وَٱلْأَرْضَ وَأَنزَلَ Ù…ÙÙ†ÙŽ ٱلسَّمَآء٠مَآءً Ùَأَخْرَجَ بÙÙ‡ÙÛ¦ Ù…ÙÙ†ÙŽ ٱلثَّمَرَٰت٠رÙزْقًا لَّكÙمْ Û– وَسَخَّرَ Ù„ÙŽÙƒÙم٠ٱلْÙÙلْكَ Ù„ÙتَجْرÙÙ‰ÙŽ ÙÙÙ‰ ٱلْبَØْر٠بÙأَمْرÙÙ‡ÙÛ¦ Û– وَسَخَّرَ Ù„ÙŽÙƒÙم٠ٱلْأَنْهَٰرَ
Bacaan Latin: “AllÄhullażī khalaqas-samÄwÄti wal-ará¸a wa anzala minas-samÄ`i mÄ`an fa akhraja bihÄ« minaṡ-ṡamarÄti rizqal lakum, wa sakhkhara lakumul-fulka litajriya fil-baḥri bi`amrih, wasakhkhara lakumul-an-hÄr.”
Artinya: "Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai,"
2. Sifat Salbiyah
Sifat salbiyah artinya menolak segala sifat - sifat yang tidak layak bagi Allah atau digunakan untuk meniadakan sesuatu yang tidak pantas, karena Allah Maha Sempurna dan tidak memiliki kekurangan.
Sifat salbiyah hanya dimiliki ole Allah, bukan makhluk-Nya. Adapun sifat-sifat yang masuk ke dalamnya adalah qidam, mukhalafatu lil hawadisi, qiyamuhu binafsihi, dan wahdaniyah.
Qidam sendiri artinya terdahulu, berarti Allah itu menjadi yang lebih dahulu ada dari semuanya, termasuk dunia. Dahulunya Allah tidak memakai kata permulaan, jika Allah memakai permulaan tentu ada yang menjadi penyebab keberadaan Allah.
Hal tersebut mustahil, karena Allah sebagai penghabisan segala yang ada di langit dan Bumi, ini sesuai dengan apa yang tersemat dalam surat Al Hadid ayat 3.
Ù‡Ùوَٱلْأَوَّل٠وَٱلْءَاخÙر٠وَٱلظَّٰهÙر٠وَٱلْبَاطÙÙ†Ù Û– ÙˆÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ بÙÙƒÙلّ٠شَىْء٠عَلÙيمٌ
Bacaan Latin: “Huwal-awwalu wal-Äkhiru waẓ-ẓÄhiru wal-bÄá¹in, wa huwa bikulli syai`in 'alÄ«m.”
Artinya: "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu,"
Pada sifat baqa yang artinya kekal itu berarti Allah tidak akan musnah dan rusak. Jika Allah dapat rusak, berarti Dia bukanlah Tuhan, melainkan makhluk. Sifat kekal Allah disebutkan dalam Al-Qur'an surat Ar Rahman ayat 27, berikut bunyinya:
وَيَبْقَىٰ وَجْه٠رَبّÙÙƒÙŽ Ø°ÙÙˆ ٱلْجَلَٰل٠وَٱلْإÙكْرَامÙ
Bacaan Latin: “Wa yabqÄ waj-hu rabbika żul-jalÄli wal-ikrÄm.”
Artinya: "Dan tetap kekal Zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan,"
Selanjutnya adalah mukhlafatu lil hawadisi yang berarti Allah SWT berbeda dengan makhluk-Nya. Tidak ada satu pun makhluk yang menyerupai Allah, baik dari segi sifat maupun perbuatan.
Kemudian, sifat wajib Allah lainnya yang termasuk ke dalam sifat salbiyah adalah qiyamuhu binafsihi. Artinya, Allah SWT berdiri sendiri dan tidak membutuhkan bantuan apapun dari siapapun.
Bahkan, Allah tidak bergantung kepada selain-Nya, justru Dia-lah yang menjadi tempat bergantung seluruh makhluk yang ia ciptakan.
Yang terakhir yaitu wahdaniyah, artinya yang Maha Esa. Sifat ini menunjukkan bahwa Allah hanya satu-satunya Tuhan.
3. Sifat Ma'ani
Sifat ma'ani artinya sifat yang terdapat dalam Dzat Allah sesuai dengan kesempurnaan-Nya. Sifat- sifat Allah yang masuk dalam kategori sifat ini ada tujuh, yaitu qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama, basar, dan kalam.
Menurut buku Aqidah Akhlak karya Taofik Yusmansyah, qudrat artinya kuasa. Adanya alam semesta beserta isinya menjadi bukti kekuasaan Allah. Sementara itu, iradat memiliki arti berkehendak. Kehendak Allah sifatnya bebas, tidak ada yang bisa melarang atau memerintah-Nya, segala yang diciptakan oleh Allah adalah kehendak-Nya.
Sifat hayat yang dimiliki Allah artinya hidup. Allah Maha Hidup dan tidak memerlukan sesuatu untuk bertahan hidup, karena kehidupan Allah tidak ada awal dan tidak ada akhir.
Selanjutnya sifat sama' yang berarti mendengar. Semua suara bunyi, baik itu yang jelas, samar, bahkan yang tidak terdengar oleh manusia sekalipun dapat Allah dengar.
Sifat basar artinya melihat. Allah dapat melihat segala sesuatu, baik itu yang tampak maupun yang tersembunyi. Semuanya tidak luput dari pandangan dan pengawasan Allah SWT.
Terakhir adalah sifat kalam. Kalam artinya berkata - kata atau berfirman. Sifat ini menunjukkan bahwa Allah berkomunikasi dengan makhluk-Nya , seperti para nabi dan rasul. Allah berkomunikasi dengan bahasa-Nya yang disebut kalamullah.
4. Sifat Ma'nawiyah
Sifat ma'nawiyah adalah sifat yang berkaitan erat dengan sifat - sifat ma'ani. Sifat ini tidak dapat berdiri sendiri, karena pada tiap sifat ma'ani ada sifat ma'nawiyah yang juga disebut sebagai penguat bagi sifat-sifat ma'ani. Sifat ma'nawiyah terdiri dari:
- Qadiran artinya Maha Kuasa atas segala sesuatu
- Muridan artinya Maha Berkehendak atas segala sesuatu
- Aliman artinya Maha Mengetahui, tidak ada satu pun hal yang luput dari pengawasan Allah
- Hayyan artinya Maha Hidup, Allah-lah yang memberi kehidupan seluruh makhluk di Bumi
- Sami'an artinya maha Mendengar atas segala sesuatu
- Basiran artinya Maha Melihat, Allah dapat melihat apa saja yang tampak maupun tersembunyi
- Mutakalliman artinya Maha Berkata-kata atau Berfirman, Allah memberi petunjuk kepada manusia melalui firman-Nya
Itulah sifat-sifat wajib bagi Allah. Semoga setelah memahami sifat-sifat wajib tersebut dapat meningkatkan keimanan kita kepada Yang Maha Pencipta.