Uswatun Hasanah 4 Sifat Wajib Rasul dan Nabi, Lengkap dengan Arti dan Penjelasannya

Sifat wajib rasul (Foto: Parboaboa/Nada)

PARBOABOA – Tugas setiap mukallah (muslim yang telah dewasa) adalah mengetahui dan meneladani (uswatun hasanah) sifat wajib rasul dan nabi.

Sifat tersebut menjadi pedoman bagi para muslim dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan memahami prinsip-prinsip agama Islam.

Rasulullah Muhammad SAW, sebagai Nabi terakhir dan teladan bagi umat Islam, menggambarkan kesempurnaan dalam berbagai sifat yang telah ditetapkan sebagai wajib dalam Islam.

Contoh uswatun hasanah lainnya adalah kisah Nabi Yusuf AS, meskipun telah menjadi raja, beliau tetap berbakti kepada ayahnnya, Nabi Ya’qub AS. Bahkan, beliau juga mempersilahkan ayahnya untuk duduk disinggasananya.

Dari kisah ini, umat Islam diajarkan tentang pentingnya berbakti kepada kedua orang tua. Ini adalah salah satu contoh nyata tentang bagaimana setiap mukallah harus meneladani sifat wajib bagi rasul.

Sebagaimana perintah tersebut termaktub dalam firman Allah SWT dalam Al Quran Surat An-Nisa ayat 59, yang berbunyi:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Setiap rasul memiliki 4 sifat wajib yang rasul harus miliki dalam diri mereka. Sifat wajib Rasul adalah sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang rasul (utusan atau nabi) dalam agama Islam.

Sifat ini adalah karakteristik atau kualitas esensial yang menjadi syarat mutlak bagi seseorang untuk diangkat menjadi Rasul oleh Allah.

Memahami sifat-sifat ini akan membantu Anda meraih wawasan lebih dalam tentang peran dan tugas para Rasul dalam menyebarkan ajaran Islam, serta betapa pentingnya peran mereka dalam membimbing umat manusia menuju kebenaran.

Sifat Wajib Rasul dan Nabi

Dilansir dari buku 1001 Tanya Jawab Dalam Islam, oleh Ust. Muksin Matheer (2016), sifat wajib Rasul ada 4 (empat), yaitu Shiddiq, Amanah, Tabligh, dan Fathanah. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Shiddiq (benar)

Sifat wajib shiddiq (Foto: Parboaboa/Nada)

Shiddiq artinya bahwa semua ucapan yang disampaikan para rasul dam nabi pasti benar. Semua ucapan para rasul, hakikatnya adalah ajaran menuju kebenaran. Kalau ucapan para rasul itu berisi ajaran, maka pasti ajaran tersebut mengandung kebenaran.

Tetapi jika ucapan tersebut salah satu dusta maka ajaran yang terkandung didalamnya tidak benar, dan itu disebut shiddiq. Begitu pula dengan segala yang diperbuat rasul, semua berinti pada kebenaran.

Adapula ayat Al-Qur’an yang menjelaskan sifat wajib rasul ini dalam Surah Maryam Ayat 41:

وَاذْكُرْ فِى الْكِتٰبِ اِبْرٰهِيْمَ ەۗ اِنَّهٗ كَانَ صِدِّيْقًا نَّبِيًّا

Latin: Ważkur fil-kitābi ibrāhīm, innahụ kāna ṣiddīqan nabiyyā

Artinya: Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur'an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan, seorang Nabi.

2. Amanah (tanggung jawab/dapat dipercaya)

Sifat wajib amanah (Foto: Parboaboa/Nada)

Artinya bahwa para rasul itu mempunyai tanggung jawab yang benar dalam segala tindakan dan perbuatannya. Semua tindakan dan perbuatan Rasul dapat dijadikan pegangan atas kebenarannya.

Mereka juga tidak pernah ingkar janji atau meninggalkan tanggung jawab. Sifat Amanah ini pasti dimilki oleh semua Rasul, tanpa sifat tersebut umatnya pasti tidak percaya. Karenanya para Rasul tidak mungkin terlepas dari sifat Amanah.

Sifat wajib Rasul yang kedua ini telah disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur’an dan salah satunya disebut dalam Surah An-Nisa Ayat 58:

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا

Latin: Innallāha ya`murukum an tu`addul-amānāti ilā ahlihā wa iżā ḥakamtum bainan-nāsi an taḥkumụ bil-'adl, innallāha ni'immā ya'iẓukum bih, innallāha kāna samī'am baṣīrā

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.”

3. Tabligh (menyampaikan)

Sifat wajib tabliqh (Foto: Parboaboa/Nada)

Tabliqh artinya bahwa para rasul selalu menyampaikan semua ajaran dan keterangan yang diterima dari Allah. Tidak ada satupun ajaran dan keterangan yang disembunyikan. Baik yang berhubungan dengan hukum, janji maupun ancaman.

Karena itu semua ajaran yang disampaikan para Rasul wajib diterima tanpa memilah-memilah, sebab sifat tabligh sudah menjadi keharusan dan kewajiban yang ada pada diri mereka.

Salah satu sifat wajib Rasul ini juga disinggung dalam Surah Al-Ma’idah Ayat 67:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ۖ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْكَٰفِرِينَ

Latin: Yā ayyuhar-rasụlu ballig mā unzila ilaika mir rabbik, wa il lam taf'al fa mā ballagta risālatah, wallāhu ya'ṣimuka minan-nās, innallāha lā yahdil-qaumal-kāfirīn

Artinya: Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

4. Fathanah (cerdas/sempurna IQ-nya)

Sifat wajib fathanah (Foto: Parboaboa/Nada)

Artinya bahwa para rasul dan nabi adalah orang-orang yang berpikiran cerdas, brilian. Mereka terpelihara dari kebodohan dan ketidak pengertian. Semua ajaran yang disampaikan Allah dapat mereka sampaikan secara tuntas dengan pemahaman yang mudah.

Sifat ini menjadi keharusan pada diri para Rasul. Karena kalau mereka tidak memiliki sifat Fathanah, tentulah ditertawakan umat mereka. Jadi mutlak kecerdasan mereka miliki.

Sifat wajib Rasul yang terakhir ini dibahas dalam salah satu ayat Al-Qur’an yaitu dalam Surah Al-An’am Ayat 83:

وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ ءَاتَيْنَٰهَآ إِبْرَٰهِيمَ عَلَىٰ قَوْمِهِۦ ۚ نَرْفَعُ دَرَجَٰتٍ مَّن نَّشَآءُ ۗ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ

Latin: Wa tilka ḥujjatunā ātaināhā ibrāhīma 'alā qaumih, narfa'u darajātim man nasyā`, inna rabbaka ḥakīmun 'alīm

Artinya: Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

Nah, itu dia 4 sifat wajib rasul dan artinya yang dapat Anda pelajari. Anda telah menjelajahi empat sifat wajib yang dimiliki oleh para rasul dalam agama Islam, yaitu Al-Amanah (Kepercayaan), Al-'Adalah (Keadilan), An-Nubuwwah (Kenabian), dan As-Sidq (Kejujuran).

Sifat-sifat ini merupakan prinsip-prinsip mendasar yang memandu para rasul dalam menjalankan tugas suci mereka dalam menyampaikan pesan Allah kepada manusia.

Dengan memahami sifat wajib rasul dan sifat mustahil rasul, Anda dapat menghargai betapa beratnya tanggung jawab para rasul dan pentingnya pesan yang mereka sampaikan.

Semoga pengetahuan mengenai sifat wajib rasul menjadi bekal bagi Anda dalam menjalani kehidupan dengan keadilan, kejujuran, dan keyakinan yang kokoh, serta memahami ajaran Islam dengan lebih mendalam.

Editor: Sari
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS