PARBOABOA - Strict Parent adalah orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter atau lebih dikenal ketat, menuntut standar tinggi dan acuh pada anak.
Pola asuh seperti ini cenderung mengakibatkan anak menjadi depresi, stress, tidak percaya diri, hingga menjadi pribadi yang suka berbohong.
Tidak bisa dipungkiri, setiap orang tua memiliki cara mengasuh yang berbeda-beda agar anaknya tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Setidaknya, itu lah harapan para orang tua pada anak-anaknya.
Terkadang, beberapa orang tua bersikap ketat dengan berbagai alasan yang dimiliki. Mungkin itu bertujuan baik agar anak menjadi pribadi yang disiplin, namun seringkali tidak responsif terhadap anak dan berujung pada pola asuh Strict Parent.
Lantas, apa pengertian Strict Parent? Bagaimana dampaknya terhadap anak-anak?
Dihimpun Parboaboa dari berbagai sumber, Sabtu (16/04/2022), berikut adalah pengertian, ciri-ciri dan dampak Strict Parent terhadap anak.
Apa itu Strict Parent?
Dalam dunia psikologi, Strict Parent adalah orang tua yang menempatkan stardar dan tuntutan tinggi pada anak-anak mereka, sebagaimana dikutip dari parentingforbrain.
Saat orang tua menetapkan standar tinggi dan tuntunan yang tinggi namun dengan dukungan dan kasih sayang, anak-anak mungkin menjadi termotivasi.
Namun, jika sebaliknya orang tua sangat ketat dengan berbagai tuntunan dan tidak acuh terhadap anak, tentu anak akan merasa sulit untuk berkembang.
Itulah mengapa sebagian besar Strict Parent adalah tipikal orang tua yang otoriter, tidak mengizinkan anaknya menyuarakan opini. Bahkan, seringkali umpan balik dari anak justru ditanggapi dengan negatif.
Ciri-ciri Strict Parent
Berikut adalah sejumlah ciri-ciri Strict Parent:
- Memiliki aturan yang ketat dan harus dipatuhi oleh anak
- Orang tua merasa jika aturan tersebut adalah bentuk kasih sayang
- Memberikan hukuman fisik jika aturan dilanggar oleh anak
- Jarang memberikan waktu luang
- Bersikap dingin atau tidak respoonsif terhadap anak serta cenderung mengomel atau meneriaki anak-anak daripada memberi pujian atau dukungan
- Tidak memberikan pilihan kepada anak dan keputusan dominan dipilih oleh orang tua tanpa mempertimbangkan hati anak
- Salah satu ciri strict parent adalah tidak mempercayai anak
- Menuntut tinggi kedisiplinan ketimbang kesenangan sang anak
- Perintah orang tua adalah mutlak
Imbas pada Anak
Pola asuh ketat memiliki dampak negatif pada sang anak seiiring pertumbuhannya dan akan terlihat saat anak mulai memasuki usia dewasa.
Meskipun pada dasarnya tiap orang tua menginginkan yang terbaik bagi anaknya, namun sikap seperti ini justru bisa menjadi boomerang bagi berbagai aspek kehidupan sang anak.
Berikut beberapa dampak negatif Strict Parent bagi anak:
- Depresi dan tidak merasa bahagia
- Menjadi pembully karena cenderung berpikir jika paksaan dan kekerasan bisa digunakan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan
- Merasa harga diri lebih rendah
- Tidak percaya diri
- Berperilaku lebih agresif kepada orang lain
- Pendiam, pemalu dan kurang kompeten secara sosial
- Mudah memberontak terhadap figure otoritas saat tumbuh dewasa
- Suka berbohong
- Kesulitan mengendalikan diri
Anak-anak yang dididik dengan sangat ketat oleh orang tua biasanya sangat baik dalam mengikuti aturan, namun cenderung kurang dalam hal pengendalian diri.
Berbeda dengan anak lainnya yang dibesarkan oleh orang tua secara umum, anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh ketat kerap kali tidak mengenali batasan dan standar pribadi mereka sendiri karena segala sesuatu telah digaris bawahi oleh orang tua.
Bisa dikatakan, Strict Parent adalah alasan mengapa anak melalukan sesuatu hal karena didasari rasa takut terhadap orang tua, bukan atas kesadaran dan keinginan hatinya.
Penyebab Orang Tua Menjadi Strict Parent
Terkadang, pola pengasuhan otoriter bukanlah sesuatu yang dilakukan dengan sengaja. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menganut gaya pengasuhan seperti ini, di antaranya:
Memiliki pengalaman yang sama
Dalam sebuah jurnal penelitian yang bertajuk Child Maltreatment tahun 2012, ditemukan hal menarik tentang alasan seseorang menjadi Strict Parent.
Para peneliti mengemukakan bahwa orang tua yang membesarkan anak-anak mereka dengan pola asuh ketat lantaran memiliki pengalaman yang sama ketika mereka masih kecil.
Mengutip jurnal publikasi Michigan State University, beberapa orang tua yang menjadi Strict Parent karena faktor kebangsaan, budaya dan latar belakang etika.
Bagi mereka (orang tua), Strict Parent adalah cara yang tepat digunakan untuk mengasuh dan mendisiplinkan anak, seperti yang mereka rasakan dahulu.
Kepribadian kurang menyenangkan
Orang yang memiliki kepribadian kurang menyenangkan cenderung kurang berempati dan lebih sering overthinking akan suatu hal.
Mereka biasanya sulit memiliki hubungan dengan orang lain, termasuk anaknya sendiri.
Merasa paling tahu
Secara umum, orang tua yang menganut sistem pengasuhan ketat beranggapan jika mereka yang paling mengetahui segala hal tentang anak tanpa mempertimbangkan keinginan dan kemampuan sang anak.
Contohnya seperti melarang si anak bergaul dengan teman-teman tertentu, padahal yang menjalani pertemanan dan tahu baik buruknya sebuah kelompok adalah sang anak.
Demikian pengertian Strict Parent beserta ciri-ciri, penyebab dan imbasnya terhadap anak. Jika kalian memiliki orang tua yang seperti ini, cobalah lebih bersabar dalam membangun komunikasi yang baik dengan mereka tanpa menimbulkan ketersinggungan dan tetap menghargai mereka.
Sumber:
https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/1077559511434945 Diakses pada 16 April 2022
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6178334/ Diakses pada 16 April 2022
https://www.parentingforbrain.com/strict-parents/ Diakses pada 16 April 2022
https://www.ahaparenting.com/parenting-tools/positive-discipline/strict-parenting Diakses pada 16 April 2022
https://www.canr.msu.edu/news/overprotective_parenting_style Diakses pada 16 April 2022