PARBOABOA, Medan - Mengantisipasi fenomena El Nino, terutama terhadap produksi pertanian di Indonesia, Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi menyatakan telah menyiapkan 100 ribu hektare lahan.
"Jadi untuk melengkapi minimal 100 ribu hektare untuk Sumatra Utara akan segera kita lakukan," katanya.
Orang nomor satu di Sumut ini juga telah menyiapkan sejumlah kabupaten/kota untuk memproduksi padi.
"Ada kabupaten yang sudah kita siapkan khususnya untuk padi. Yaitu Sergai, Deli Serdang dan Langkat," kata Edy.
Selain padi, Edy juga meminta agar disiapkan sejumlah lahan untuk tanaman jagung.
"Untuk jagung di Dairi dan Tanah Karo," jelasnya.
Eks Pangkostrad ini mengaku telah mengantisipasi fenomena El Nino jauh-jauh hari. Antisipasi itu dilakukan agar Sumut terhindar dari dampak El Nino.
Meski begitu, lanjutnya, Sumut akan tetap berkontribusi lewat pertanian untuk menghindari kenaikan inflasi.
"Hal seperti ini sudah kita antisipasi karena sudah ada warning dari Kementerian Pertanian terkait El Nino," imbuh Edy Rahmayadi.
Sebelumnya, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo meminta kepala daerah di 6 provinsi di Indonesia menyiapkan 500 ribu hektare lahan untuk mengantisipasi fenomena cuaca El Nino.
Enam provinsi tersebut yaitu Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
"Saya percaya salah satu provinsi yang sangat kuat adalah Sumut. Maka meminta Bapak Gubernur mempersiapkan lahan," katanya saat Rapat Koordinasi Penanggulangan Dampak El Nino di Sumatra Utara, Jumat (4/8/2023).
Persiapan lahan tersebut bagian dari instruksi Presiden Joko widodo untuk menjaga ketersediaan pangan, terutama beras saat fenomena El Nino.
El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah dan dapat mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. El Nino juga bisa memicu terjadinya kekeringan di Indonesia.
Selain lahan, Presiden Joko Widodo, lanjut Syahrul, juga memerintahkan Kementerian Pertanian menambah provinsi lain sebagai provinsi pendamping untuk mengantisipasi dampak El Nino di Indonesia. Provinsi pendamping tersebut yaitu Lampung, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan dan Banten.
Syahrul menjelaskan, 4 provinsi pendamping yang dipilih ini memiliki daerah kawasan hijau atau daerah yang tinggi lahan pertaniannya. Ia berharap provinsi-provinsi ini kedepannya dapat mengantisipasi dampak dari fenomena cuaca El Nino.
"Kita berharap dari 500 ini tentu diambil pada daerah hijau. Meskipun tidak ada El Nino, ketersediaan stok airnya bisa kita jamin, tentunya dengan mekanisasi teknologi," ungkap menteri pertanian.