PARBOABOA, Medan- Delegasi perwakilan massa aksi Bela Islam kecewa. Pasalnya mereka yang diminta untuk memasuki gedung Konjen Denmark tidak disambut satu orangpun perwakilan konsulat.
Seperti disampaikan Abdul Jalil Ritonga, perwakilan massa aksi yang ikut serta masuk ke dalam gedung Konsulat Denmark. Ia menyesalkan karena Konsulat Denmark tidak berada di dalam ruangan.
"Tadi beberapa telah masuk ke dalam untuk berdiplomasi, tapi ternyata kita tidak diterima konsul karena konsulatnya sedang tidak ada. Di sini kantor perwakilan, bukan konsul. Namun, kepala perwakilan yang bertanggung jawab itu tidak ada di tempat, sehingga kita hanya diterima oleh staf untuk menyampaikan aspirasi-aspirasi kita," terangnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan inti kesimpulan hasil setelah coba melakukan diplomasi dengan perwakilan Konsulat Denmark.
"Kesimpulan pertama, mereka tidak menerima kita. Kita hanya dipertemukan dengan staf-staf yang tidak berkompeten menjawab apa yang kita sampaikan," katanya.
Abdul juga menyebutkan bahwa perwakilan Ormas Islam akan menunggu dalam kurun waktu 3 hari untuk bertemu dengan pihak yang berkompeten dari perwakilan kantor Konjen Denmark.
"Kita tunggu 3x24 jam, pernyataan dari pihak perwakilan bahwa surat pernyataan sikap itu betul-betul diteruskan bila perlu sampai ke negara mereka sana," lantangnya.
Adapun tututan dan pernyataan sikap yang dikeluarkan oleh aliansi Ormas Islam Sumatra Utara ialah mengecam keras pembakaran Al-Qur'an yang dilakukan oleh Rasmus Paludan, mengecam keras pemerintah Swedia yang telah membiarkan terjadinya pembakaran Al-Qur'an.
Mendesak pemerintah Swedia melalui pemerintah Indonesia untuk menangkap dan memberikan hukuman Rasmus Paludan atas pelanggaran hak asasi manusia.Pemerintah Swedia juga harus meminta maaf kepada seluruh umat Islam di dunia.