Catat, Ini Bacaan Takbiratul Ihram Latin, Arab, Arti, Tata Cara, dan Keutamaannya

Takbiratul Ihram (Foto: Freepik)

PARBOABOA - Takbiratul ihram adalah rukun sholat kedua setelah niat yang menandakan seseorang mengawali rangkaian gerakan dan bacaan yang terdapat dalam sholat.

Di awal takbir, seorang muslim akan mengangkat kedua tanggan sejajar dengan bahu atau telinga, menunjukkan kesiapan untuk melaksanakan sholat sebagai perintah Allah SWT, diharamkan melakukan apa pun yang dapat membatalkannya

Takbiratul ihram sering disebut juga dengan takbiratul ula, yaitu takbir di awal atau takbir yang disebut pertama kali diucapkan ketika sholat.

Makna bacaan takbiratul ihram adalah melarang orang yang shalat untuk melakukan apa pun selain gerakan dan ucapan shalat. Seperti yang telah tertuang dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi, Abu Dawud:

مِفْتَاحُ الصَّلاَةِ الطُّهُورُ، وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ، وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ

Artinya: Kuncinya salat adalah suci, tahrimnya (yang mengharamkan melakukan apa pun) adalah takbir, dan tahlilnya (yang menghalalkan melakukan apa pun) adalah salam.

Dalam buku Kitab Induk Doa dan Zikir Terjemah Kitab al-Adzkar Imam an-Nawawi oleh Imam an-Nawawi, bacaan takbiratul ihram tidak dibaca panjang, tetapi sedang. Selain itu, tidak boleh asal diucapkan. Kesalahan mengucapkan dapat menjadikan sholat tidak sah.

Lantas, bagaimana bacaan takbiratul ihram yang benar? Berikut Parboaboa akan memberikan ulasannya secara lengkap.

Bacaan Takbiratul Ihram Latin, Arab, dan Artinya

Cabaan takbiratul ihram (Foto: Parboaboa/Ratni)

Bacaan takbiratul ihram berbunyi :

اللَّهُ أَكْبَرُ

Bacaan latin: “Allaahu akbar

Artinya: Allah Maha Besar

اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ .

Bacaan latin: “Allaahu akbaru Kabiraa Walhamdulillaahi Katsiiraa, Wa Subhaanallaahi Bukratan Wa’ashiilaa, Innii Wajjahtu Wajhiya Lilladzii Fatharas Samaawaati Wal Ardha Haniifan Musliman Wamaa Anaa Minal Musyrikiin. Inna Shalaatii Wa Nusukii Wa Mahyaaya Wa Mamaatii Lillaahi Rabbil ‘Aalamiina. Laa Syariikalahu Wa Bidzaalika Umirtu Wa Ana Minal Muslimiin.”

Artinya: "Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya.

Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim (Orang-orang yang berserah diri)."

Tata Cara Takbiratul Ihram

Tata cara takbiratul ihram (Foto: Pixabay)

1. Takbiratul Ihram merupakan rukun shalat yang harus dilakukan baik menjadi imam, makmum, maupun saat shalat sendirian.

Rasulullah  bersabda:

"Kunci shalat adalah bersuci, memulainya dengan takbir, dan mengakhirinya dengan salam." (HR. Abu Daud 61, Turmudzi 3, & disahihkan al-Albani).

2. Keadaan telapak tangan ketika takbir adalah sebagai berikut:

  • Telapak tangan dibentangkan secara sempurna dan tidak menggenggam.
  • Jari-jari telapak tangan tidak terlalu lebar dan tidak terlalu rapat.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Ketika memulai shalat, beliau mengangkat kedua tangannya dengan dibentangkan." (HR. Abu Daud 753, Turmudzi 240, dan dishahihkan al-Albani).

  • Telapak tangan dihadapkan ke kiblat dan diangkat setinggi pundak atau telinga.

3. Cara mengangkat tangan ketika takbir ada 3:

  • Mengangkat tangan sampai pundak lalu membaca takbir.
  • Mengangkat tangan lalu sedekap bersamaan dengan takbir.
  • Membaca takbir, lalu mengangkat tangan.

4. Posisi tubuh saat takbiratul harus dilakukan dalam keadaan posisi tubuh tegak sempurna dan tidak boleh sambil condong mau rukuk. Karena syarat sah-nya takbiratul ihram adalah dilakukan sambil berdiri bagi yang mampu.

5. Takbiratul ihram tidak disyaratkan harus digabungkan dengan niat shalat. Menggabungkan dua hal ini adalah mustahil. Karena anggapan inilah, banyak orang yang ditimpa penyakit was-was ketika takbir, sehingga takbirnya dilakukan berulang-ulang.

6. Takbiratul ihram hanya dilakukan sekali dan tidak perlu diulang-ulang. Hal ini umumnya terjadi karena was-was.

7. Orang yang shalat sendirian atau makmum, takbirnya dibaca pelan sehingga hanya terdengar oleh dirinya sendiri.

Keutamaan Takbiratul Ihram

Keutamaan takbiratul ihram (Foto: Pixabay)

Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa sholat berjamaah tepat waktu memiliki keutamaan yang luar biasa. Apalagi jika dilakukan setiap sholat berjamaah dan selalu mendapatkan takbir pertama atau takbiratul ihram.

Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الأُولَى كُتِبَ لَهُ بَرَاءَتَانِ: بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ، وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ

Artinya : “Barangsiapa salat berjamaah selama empat puluh hari dengan mendapatkan takbir pertama (takbiratul ihram) ikhlas karena Allah, akan dicatat baginya terbebas dari dua hal, yaitu terbebas dari api neraka dan terbebas dari sifat munafik.” (HR. Tirmidzi no. 241, dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani)

Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa betapa besarnya pahala selalu menjaga bacaan takbiratul ihram dengan senantiasa membersamai imam dalam sholat berjamaah.

Maksud hadis di atas bukanlah seseorang harus mengikuti takbiratul ihram bersama imam selama empat puluh hari, lalu berhenti. Namun, jika seorang umat Islam mampu melakukannya selama empat puluh hari, maka dia akan merasakan manis dan nikmatnya ibadah serta beban ketika beribadah akan hilang. Pada akhirnya, seorang Muslim dapat beristiqomah dan konsisten dalam kondisi seperti itu seterusnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:

"Dalam masa empat puluh hari, seseorang berpindah dari satu kondisi ke kondisi yang lainnya. Seperti yang terdapat dalam hadis di Ash-Shahihain dari sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 'Penciptaan salah seorang di antara kalian dikumpulkan di perut ibunya selama empat puluh hari. Kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama itu pula (empat puluh hari, pent.). Lalu menjadi mudhghah (segumpal daging) selama itu pula, kemudian ditiupkan ruh ke dalamnya.' (Jaamiul Masaail, 6: 134)."

Demikianlah penjelasan tentang arti bacaan takbiratul ihram beserta dengan tata cara dengan keutamaannya. Semoga ulasan ini bermanfaat.

Editor: Sari
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS