Terserang Siklon Mocha, ASEAN Kirim Bantuan ke Myanmar

Myanmar diterjang Siklon Mocha pada Minggu, 14 Mei 2023 mengakibatkan 400 warga meninggal dunia. (Foto: Pexels)

PARBOABOA, Jakarta – ASEAN yang diketuai oleh Indonesia telah bergerak cepat dengan mengirim bantuan kemanusiaan ke Myanmar yang terdampak Siklon Mocha.

Dilansir dari kemlu.go.id, bantuan itu telah berada di gudang Disaster Emergency Logistics System for ASEAN (DELSA) di Subang, Jawa Barat, Malaysia serta Chainat, Thailand.

Rencanya, bantuan kemanusiaan tersebut bakal dikirim langsung ke Myanmar pada Senin, 21 Mei 2023 menggunakan pesawat komersial.

Kemudian, untuk bantuan selanjutnya akan dikirim pada esok harinya, yakni Selasa dan Rabu (22-23 Mei 2023) menggunakan pesawat militer dari Indonesia, Singapura dan Thailand.

Siklon Mocha

Telah terjadi bencana hempasan Siklon Mocha pada Minggu, 14 Mei 2023 di Myanmar.

Berdasarkan pernyataan dari Pusat Peringatan Topan Gabungan, siklon tropis tersebut memasuki wilayah pesisir antara Distrik Cox's Bazar di Bangladesh dan kota kecil Kyaukpyu, Myanmar dengan kecepatan angin lebih dari 217 kilometer per jam.

Di sisi lain, Siklon Mocha ini lah yang diduga menjadi dalang dari meningkatnya cuaca panas di Indonesia beberapa hari terakhir karena awan-awannya tertarik ke Myanmar.

Korban Siklon Mocha

Menurut Aliansi Nasional Arakan Rohingya (ARNA), ada lebih dari 400 warga meninggal dunia akibat bencana Siklon Mocha. Di mana, orang-orang yang tewas ini merupakan warga di desa-desa tepi pantai ibu kota Rakhine, Sittwe, Myanmar.

Tak hanya korban meninggal dunia, ada lebih dari 10 ribu bangunan di desa-desa itu yang mengalami kerusakan cukup parah.

Sementara itu, saat bencana terjadi, diperkirakan 130.000 warga etnis Rohingya terkurung di kamp-kamp pengungsian dan tidak dievakuasi.

Pendiri Koalisi Pembebasan Rohingya, Nay San Lwin mengungkapkan bahwa 320 tempat penampungan pengungsi hancur akibat diterjang banjir setinggi 9 meter.

"Salah satu kamp, yang memiliki 380 tempat penampungan, benar-benar hancur diterjang banjir setinggi 30 kaki (sekitar 9 meter)," kata Nay San Lwin.

Koordinator Kemanusiaan PBB di Myanmar, Balakrishnan menyebut, ada sebanyak 17 juta warga yang membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Adapun kebutuhan yang paling mendesak adalah air minum bersih, sanitasi, Sarrado, obat-obatan serta tempat warga untuk bernaung.

Editor: Maesa
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS