Tidak ada Mandat dari ASPROV PSSI SUMUT, Sepak Bola Pematangsiantar Mati Suri

Wakil Ketua 1 KONI Pematangsiantar, Gempar Purba (Dok: Parboaboa)

PARBOABOA, Pematangsiantar – Sepak bola merupakan olahraga yang banyak digemari masyarakat di Indonesia. Begitu juga dengan Kota Pematangsiantar, namun tidak adanya wadah dan sarana yang memadai membuat sepak bola di kota ini seperti mati suri.

Pematangsiantar adalah salah satu kota yang memiliki SDM yang potensial dari segi olahraga sepak bola. Hal ini dapat dibuktikan melalui beberapa putra daerah yang bergabung dengan klub sepak bola besar di Indonesia. Seperti salah satu pemain sepak bola asal Pematangsiantar yang tergabung ke dalam klub besar Persija yakni Riko Simanjuntak.

Akan tetapi, mati nya persepakbolaan di Pematangsiantar membuat kota ini kesulitan untuk melahirkan pemain sepak bola yang potensial.

Seperti kita ketahui bahwa Pematangsiantar memiliki banyak klub sepak bola lokal. Namun, semua klub tersebut tidak bisa mengikuti kompetisi atau kejuaraan. Hal ini disebabkan, tidak adanya induk sepak bola atau Askot (Asosiasi Kota) PSSI di Pematangsiantar.

Hal serupa juga disampaikan oleh salah satu pengurus KONI Pematangsiatar, Gempar Purba, selaku Wakil Ketua I sekaligus pemerhati sepak bola di Pematangsiantar. 

Ia mengungkapkan bahwa faktor yang membuat sepak bola di Pematangsiantar mati karena tidak adanya induk sepak bola yang terbentuk di kota ini.

“Askot PSSI itu tidak ada. Sehingga untuk membuat klub yang berkompetisi hingga kancah nasional itu tidak bisa, karena tidak ada induk sepak bolanya dan tidak akan diakui,” ujar Gempar saat diwawancara tim Parboaboa, Rabu (15/6/2022).

Berbicara tentang pembentukan Askot (Asosiasi Kota) PSSI Pematangsiantar, rasanya hal ini menjadi bunga tidur yang sulit di wujudkan beberapa tahun belakangan. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa hal ini bisa terjadi di kota yang memiliki banyak bibit pemain sepak bola potensial?

Tanda tanya besar juga terjadi di tubuh KONI, selaku koordinator pelaksanaan kegiatan olahraga yang telah mengusulkan pembentukan Askot PSSI Pematangsiantar sejak tahun 2018.

Namun, sudah tiga kali pengajuan yang dilakukan semuanya berujung buntu. Tidak tau apa alasan Asprov PSSI Sumatera Utara menolak usulan tersebut.

“Dari KONI sudah tiga kali mengajukan usulan untuk pembentukan Askot PSSI Pematangsiantar. Terakhir kali pada tahun 2021 lalu, namun belum ada respon atau mandat yang diberikan sehingga sampai saat ini belum ada dilakukan pembentukan,”ucap Ketua KONI, Jayadi Sagala, kepada tim Parboaboa, Rabu (15/6/2022).

Di waktu yang sama, Gempar Purba yang merupakan bagian dari pengurus Persesi (Persatuan Sepak Bola Siantar) menjelaskan mengapa kondisi persepakbolaan Pematangsiantar sangat memprihatinkan.

Sarana dan induk sepak bola yang tidak memadai membuat semua perkembangan terhambat. Hal ini membuat banyak bibit pemain potensial dari Pematangsiantar yang memilih untuk membela klub lain ataupun berkarier di luar daerah.

“Kendala kita banyak untuk membenahi sepak bola Pematangsiantar. Yang utama harus ada dulu induk sepakbolanya kemudian sarana dan prasarana dibenahi,” ucap Gempar Purba.

“Saat ini banyak pemain yang asli Pematangsiantar lebih memilih bermain untuk klub daerah lain karena melihat kondisi sepak bola kita yang miris dan memprihatinkan,” tambahnya

Selain itu, Gempar juga memberikan pendapatnya kenapa Stadion Sangnawaluh dan GOR Pematangsiantar terlantar ataupun terabaikan. Hal itu dikarenakan APBD Pemko yang terbatas sehingga membutuhkan waktu panjang untuk melihat perubahannya.

“Sarana dan Prasarana kita ada, GOR dan Stadion. Akan tetapi, kondisinya saat ini sangat memperhatikan. Kita juga gak bisa memaksa Pemko untuk melakukan pembangunan dalam waktu singkat, karena APBD kita terbatas dan untuk membangun itu membutuhkan dana yang besar,”ujarnya.

Saat ini, Pemko dan KONI sedang bekerja sama untuk menghidupkan kembali olahraga di Pematangsiantar, khususnya sepak bola.

Setidaknya saat ini ada beberapa langkah yang sudah diambil untuk mendukung sarana dan prasarana kegiatan olahraga sepak bola.

Pertama, Pemko sudah mengajukan proposal bantuan dana kepada Pemprov dan Kemenpora. Kedua, Pemko telah menjalin kerja sama dengan pihak ketiga untuk membangun GOR Pematangsiantar.

Untuk Stadion Sangnawaluh sendiri, Pemko dan KONI sedang mengusahakan bantuan dana dari PSSI  maupun Kemenpora, namun yang menjadi kendala Pematangsiantar tidak mempunyai Askot PSSI yang membuat hal ini akan sedikit terkendala.

“Pemko dan KONI telah mengajukan beberapa proposal bantuan dana untuk menghidupkan kembali sepak bola Pematangsiantar. Namun yang menjadi kendala, kita harus punya dulu Askot PSSI yang menjadi wadah untuk menerima bantuan ini.,” pungkas Gempar Purba.

Pembentukan Askot PSSI Pemtangsiantar selalu menjadi harapan dari KONI. Akan tetapi, ketidakjelasan Asprov PSSI Sumatera Utara membuat hal ini terlihat mustahil terjadi. 

Sepak bola merupakan olahraga yang menyatukan masyarakat dan telah menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri. 

Jika sepak bola Pematangsiantar mati suri seperti ini, siapa yang patut kita salahkan? Pemko? KONI? atau Asprov PSSI Sumatera Utara yang tidak memberikan mandat untuk pembentukan Askot PSSI Pematangsiantar?
 

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS