PARBOABOA, Pematangsiantar - Para kepala negara Polandia dan Bulgaria menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pemerasan dengan menghentikan suplai gas alamnya pada Rabu waktu setempat.
Dilansir Associated Press, Kamis (28/4/2022), kepala negara-negara Uni Eropa (UE) mengadakan pertemuan darurat guna membahas langkah Rusia tersebut.
Perusahaan energi yang dikuasai pemerintah, Gazprom, memotong pasokan gas kepada Polandia dan Bulgaria setelah sebelumnya Putin mengatakan bahwa negara-negara yang "tidak bersahabat" harus membayar pembelian gas menggunakan mata uang Rusia, Rubel. Namun ditolak oleh Polandia dan Bulgaria.
Gazprom dalam pernyataannya mengatakan bahwa mereka belum menerima pembayaran dari kedua negara tersebut sejak 1 April. Dengan demikian, pihaknya menunda pengiriman gas mulai Rabu kemarin.
Dan jika Polandia dan Bulgaria mencari pemasok lain, maka Gazprom akan menghentikan pengirimannya bagi negara-negara UE lainnya.
Presiden Komisi UE Ursula von der Leyen mengatakan, pengumuman Gazprom itu merupakan "usaha Rusia menggunakan gas untuk melakukan pemerasan."
Eropa sendiri tidak rugi-rugi amat, mengingat mereka membayar US$400 juta (Rp5,8 triliun) per hari untuk membeli gas dari Rusia. Sedangkan Putin membutuhkan uang untuk membiayai perang di Ukraina.
Moskow menolak tuduhan pemerasan itu, sembari memperingatkan bahwa pihaknya akan menghentikan pasokan gasnya ke negara-negara Eropa lainnya jika mereka menolak membayar dengan Rubel.
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa permintaannya untuk membayar dengan Rubel membuat Barat membekukan aset-aset Rusia. Ia menyebut Barat melakukan "tindakan tak bersahabat yang belum pernah dilakukan sebelumnya."
Di lain pihak, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki merasa langkah Rusia itu sebagai balas dendam atas sanksi-sanksi baru yang dijatuhkan Warsawa kepada Moskow.
Namun, menurut Morawiecki, Polandia tak dapat diperas oleh Putin dan menyebut negaranya selama beberapa tahun terakhir telah mengamankan pasokan gas dari negara lain.
"Kita tidak akan tunduk pada pemerasan gas Rusia," kata Morawiecki di Parlemen. Ia juga menjamin pemotongan gas tersebut tidak akan memengaruhi kebutuhan warganya.
Respons kilat Rusia
Sementara itu, Putin memperingatkan bakal ada respons militer secepat kilat jika ada negara lain yang mengintervensi operasi militernya di Ukraina.
Peringatan itu disampaikan Putin saat berbicara dengan para anggota parlemen Rusia pada Rabu.
"Jika ada yang memutuskan untuk mengintervensi peristiwa terkini dari luar dan menciptakan ancaman-ancaman yang tidak bisa diterima bagi kita yang bersifat strategis, mereka seharusnya tahu bahwa respons kita... akan secepat kilat," tegas Putin dalam pernyataannya.
Ditambahkan Putin bahwa militer Rusia tidak akan ragu-ragu menggunakan persenjataan paling modern yang mereka miliki.
"Kita memiliki semua peralatan untuk ini, yang tidak bisa dibanggakan oleh pihak lain. Kita tidak akan membanggakannya: kita akan menggunakannya, jika diperlukan. Dan saya ingin semua orang mengetahui itu," cetus Putin.
Tidak disebutkan lebih lanjut oleh Putin soal persenjataan yang dimaksudnya. Namun dia diketahui kerap memuji pengembangan senjata modern Rusia, yang mencakup rudal hipersonik dan rudal balistik antarbenua Sarmat jenis terbaru yang sukses diuji coba pada awal bulan ini.