Penguatan Revolusi Mental Sebagai Upaya Menekan Angka Kekerasan di Dunia Pendidikan

Staf Khusus Menko Bidang PMK, Ravik Karsidi menilai maraknya tindak kekerasan di dunia pendidikan disebabkan oleh lemahnya filter system perilaku benar dan salah (Foto: possore.com)

PARBOABOA – Maraknya kekerasan baik fisik ataupun seksual yang terjadi di dunia pendidikan mengindikasikan perlu dilakukan penguatan pedidikan karakter, yakni salah satu wujud Revolusi Mental yang diterapkan di dunia pendidikan.

Staf Khusus Menko Bidang PMK Ravik Karsidi mengatakan, maraknya tindak kekerasan di dunia pendidikan disebabkan oleh lemahnya filter system perilaku benar dan salah yang seharusnya ditanamkan orang dewasa kepada anak.

"Menurut saya ini muaranya karena anak-anak kita pada dasarnya tidak bisa membedakan mana yang dos and dont's di kalangan anak-anak kita," kata Ravik, di Jakarta, Selasa (25/10/2022).

Menurutnya, penanaman pendidikan karakter di lembaga pendidikan mulai dari PAUD, Taman Kanak-Kanak hingga perguruan tinggi perlu diperkuat.

"Sebab pendidikan karakter yang diterapkan di Kemendikbudristek tersebut merupakan wujud dari Revolusi Mental," ujarnya.

Lebi lanjut, kata Ravik, dalam hal ini menyangkut multiperan antara orang tua, guru, hingga dosen di perguruan tinggi.

"Kita orang dewasa, baik itu orang tua dan pendidik kurang mengajarkan kepada anak tentang sistem penyaringan atau filter system antara yang mana perilaku benar dan salah," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga, Didik Suhardi mengatakan bahwa peran media massa dalam meningkatkan keberhasilan revolusi mental sama strategisnya dengan orang tua dan pendidik.

Diketahui, ada lima gerakan dalam revolusi mental diantaranya Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri, dan Gerakan Indonesia Bersatu.

"Ada sejumlah kelompok strategis yang dapat menjadi penggerak pelaksanaan revolusi mental, selain tokoh masyarakat, tokoh politik, wanita, pemuda, media massa, lembaga pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi juga memiliki peran penting. Kita harus bersama-sama melaksanakan program dengan pendekatan pentahelix," pungkasnya.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS