Usai Kuasai Mariupol, Rusia Kini Bombardir Sievierodonetsk

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (kanan) dan Presiden Polandia Andrzej Duda berbicara di sebuah konferensi pers di Kyiv, Minggu waktu setempat. AP

PARBOABOA, Pematangsiantar - Rusia saat ini sedang menggempur habis-habisan Kota Sievierodonetsk yang terletak di Donbas, wilayah perindustrian utama Ukraina di timur. 

Dilansir Associated Press, Senin (23/5/2022), warga kota itu menggali lubang agar dapat bertahan dari serangan tentara Rusia yang telah memusatkan perhatiannya ke sana usai menduduki Mariupol. 

Sievierodonetsk merupakan kota utama yang dikendalikan Ukraina di Provinsi Luhansk, wilayah yang bersama Provinsi Donetsk disebut sebagai Donbas. 

Gubernur Luhansk Sergii Haidai pada Minggu menuturkan bahwa pasukan Rusia "dengan sengaja berusaha menghancurkan kota dengan pendekatan bumi hangus."

Ia juga menambahkan jika tentara Rusia berhasil menduduki sejumlah kota lainnya di Luhansk setelah membombardir kota-kota itu tanpa henti selama 24 jam. 

Menurut Haidai, Rusia sedang memusatkan pasukan dan persenjataannya di sana, dengan membawa bala bantuan dari Kota Kharkiv dan Mariupol, serta Rusia. 

Rumah sakit di kota Sievierodonetck tinggal satu yang masih bertahan, dengan hanya tiga dokter serta persediaan yang hanya dapat bertahan selama 10 hari, kata Haidai. 

Militer Ukraina mengatakan jika pasukan Rusia telah mencoba menyerang Oleksandrivka, sebuah desa di pinggiran Sievierodonetck, tapi gagal. 

Sementara pasukan Rusia dan Ukraina bertempur di sepanjang wilayah pusat perindustrian yang membentang hingga 551 kilometer, Presiden Polandia Andrzej Duda pada Minggu mengunjungi Kyiv untuk mendukung aspiraai Persatuan Eropa Ukraina. 

Ia mengatakan Ukraina tidak perlu menyerah terhadap agresi yang dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin. 

"Sayangnya di Eropa ada banyak suara-suara yang menuntut agar Ukraina tunduk pada permintaan Putin," kata Duda. 

"Tapi saya ingin mengatakan sejelas-jelasnya. Hanya Ukraina yang memiliki keputusan terkait masa depannya. Hanya Ukraina yang bisa menentukan nasibnya sendiri."

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut kunjungan ini sebagai "kesempatan bersejarah untuk tidak kehilangan hubungan. Agar tidak kehilangan negara. Agar tidak kehilangan rakyat."

Sementara pertempuran terus berlanjut, tentara Rusia berusaha menduduki kota demi kota untuk memperluas kekuasaannya dengan bantuan kelompok separatis yang didukung Moskow di Donbas sejak 2014.

Guna memperkuat pertahanannya, Parlemen Ukraina pada Minggu melakukan pemungutan suara untuk memperpanjang undang-undang darurat dan melakukan mobilisasi pasukan bersenjata untuk yang ketigakalinya hingga 23 Agustus. 

Para pejabat Ukraina tak banyak bicara soal seberapa banyak pejuang mereka yang menjadi korban dalam pertempuran. 

Tapi Zelenskyy pada konferensi Minggu mengatakan sedikitnya 50-100 pejuang Ukraina tewas setiap hari dalam pertempuran di timur. 

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS