PARBOABOA, Pematangsiantar - Usaha lanjutan untuk mengevakuasi warga sipil yang masih bertahan di terowongan dan bunker bawah tanah pabrik baja Azovstal, Mariupol, akan dimulai lagi pada Sabtu waktu setempat.
Dilansir Associated Press, Sabtu (7/5/2022), namun demikian, para pejuang Ukraina akan tetap bertahan di sana guna menahan laju tentara Rusia yang berusaha keras mengambil-alih kota pelabuhan strategis tersebut.
Sebelumnya, 50 warga sipil, termasuk 11 anak-anak, telah dievakuasi pada Jumat. Mereka diserahkan kepada perwakilan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan Komite Internasional Palang Merah.
Pejabat Rusia dan Deputi Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan, usaha evakuasi itu akan berlanjut di akhir pekan. Sejauh ini lebih dari 500 orang yang telah dikeluarkan dari kompleks pabrik baja itu.
Pertempuran di kantung pertahanan terakhir Ukraina tersebut kian mengkhawatirkan. Terlebih akan adanya spekulasi yang menyebut bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin ingin menyelesaikan perang di Mariupol sebagai 'hadiah' bagi warganya saat merayakan Hari Kemenangan pada 9 Mei mendatang.
Semwntara itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah menandatangani paket bantuan senilai US$150 juta (sekitar Rp2,1 triliun) bagi Ukraina pada Jumat waktu setempat.
"Hari ini, AS melanjutkan dukungan kuat kami untuk orang-orang pemberani Ukraina saat mereka membela negara melawan agresi Rusia yang sedang berlangsung," kata Biden dalam sebuah pernyataan.
Paket senjata ini terdiri atas 25.000 peluru artileri 155mm, radar kontra-artileri, peralatan penghambat jaringan, peralatan lapangan, hingga suku cadang.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina, AS telah mengirimkan persenjataan senilai US$3,4 miliar. Persenjataan tersebut termasuk howitzer, sistem Stinger anti-pesawat, rudal Javelin anti-tank, amunisi dan drone 'Hantu'.
Bantuan terbaru ini merupakan sisa dari US$250 juta di Presidential Drawdown Authority, yang memungkinkan presiden mengizinkan transfer kelebihan senjata dari persediaan AS tanpa persetujuan kongres, sebagai tanggapan atas keadaan darurat.
Bulan lalu, Biden mengusulkan paket bantuan senilai US$33 miliar untuk Ukraina, termasuk lebih dari US$20 miliar berupa bantuan militer. Kongres diminta menyetujui paket pendanaan baru.
"Kongres harus segera menyediakan dana yang diminta untuk memperkuat Ukraina di medan perang dan di meja perundingan," kata Biden dalam pernyataannya.
AS telah melatih beberapa pasukan Ukraina, di luar negara itu, tentang cara menggunakan persenjataan seperti meriam howitzer.