PARBOABOA, Jakarta - Pembicaraan mengenai Formula E Jakarta terus menghangat menjelang dimulainya ajang balapan mobil internasional tersebut di Jakarta, Sabtu (4/6) besok.
Salah satu topik yang paling menyita perhatian adalah ketiadaan perusahaan plat merah atau BUMN sebagai sponsor acara.
Seluruh sponsor yang telah diungkap oleh pihak penyelenggara dipastikan hanya berasal dari pihak swasta, kemudian dari sponsor global Formula E.
Ketiadaan BUMN di Formula E Jakarta ini berbanding terbalik dengan gelaran MotoGP yang banjir sponsor BUMN, padahal keduanya sama-sama ajang internasional.
Pertanyaan mengenai penyebab ketiadaan BUMN di Formula E ini kemudian dijawab oleh Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga.
Arya mengatakan, bukan BUMN tidak ingin menjadi sponsor Formula E, namun proposal sponsorship baru diajukan panitia acara ke BUMN, satu bulan sebelum gelaran balap mobil listrik dunia ini dilaksanakan.
"Kementerian BUMN menerima informasi bahwa sebagian dari korporasi di bawah BUMN menerima proposal sponsorship dari Panitia Penyelenggara Jakarta E-Prix 2022 rata-rata sebulan sebelum even itu diselenggarakan," ungkap Arya, Jumat (3/6).
Sementara itu, Arya mengungkapkan, untuk menjadi sponsor acara internasional, BUMN memerlukan waktu yang panjang untuk melakukan proses pengkajian sponsorship, termasuk mengkaji kelayakan bisnis dan model kerja sama agar memenuhi prinsip Good Corporate Governance (GCG).
"Proses pengkajian ini bervariasi di antara BUMN sesuai dengan peraturan di tiap perusahaan. Pada umumnya BUMN menerima proposal even besar berskala nasional dan internasional paling cepat tiga bulan sebelumnya atau bahkan setahun sebelumnya," jelasnya.
Dengan waktu tersebut, BUMN baru dapat memutuskan keikutsertaan perusahaan dalam memberikan sponsor.
Lebih lanjut, Arya menyampaikan Kementerian BUMN pada prinsipnya mendukung semua inisiatif untuk memajukan pembangunan bangsa. Tak terkecuali berbagai program industri pariwisata nasional, seperti ajang MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika, Lombok berapa waktu lalu.
Saat ini perusahaan-perusahaan pelat merah berkonsentrasi untuk mendukung perhelatan besar negara, yakni pertemuan G20 di Bali pada Oktober 2022 mendatang.