PARBOABOA, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginformasikan jika kini Indonesia telah memasuki puncak musim kemarau.
Akibatnya, sejumlah bencana yang terjadi didominasi oleh bencana hidrometeorologi kering berupa kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Seperti, pada periode 28 Agustus-3 September 2023, dari total 46 kejadian, 32 di antaranya merupakan bencana karhutla.
Adapun, bencana karhutla itu terjadi di Maluku Utara, Sulawesi, dan Papua. Sedangkan untuk wilayah Pulau Jawa dan Kalimantan hanya dilanda kekeringan.
Bencana kekeringan memang bukan peristiwa yang dapat menimbulkan korban jiwa maupun luka. Tapi bencana ini membuat masyarakat yang terdampak mengalami kekurangan air bersih, gagal panen, dan lain-lain.
Di samping itu, meski Indonesia berada di puncak kemarau, ada beberapa daerah yang mengalami peristiwa hidrometeorologi basah seperti hujan dengan intensitas tinggi dan banjir.
Di mana, wilayah yang dimaksud adalah Sumatra di bagian tengah yang mengarah ke utara.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, hujan dan banjir disebabkan oleh fenomena regional berupa gelombang ekuator.
Gelombang ekuator sendiri merupakan fenomena yang terjadi di fluida (atmosfer/lautan) yang berotasi secara berpasangan dan bergerak ke arah barat di sekitar kawasan ekuator.
Kebakaran Hutan di Gunung Sepanjang Agustus 2023
Diketahui, Indonesia kini tengah dilanda musim kemarau hingga November mendatang akibat dari fenomena El Nino.
Pada periode Agustus 2023, telah terjadi kebakaran hutan di sejumlah gunung yang berada di Indonesia.
Kebakaran pertama terjadi pada Selasa, (01/8/2023) pukul 16.30 WIB di Gunung Gundil, Desa Klatakan, Kec. Kendit, Kab. Situbondo, Jawa Timur pada lahan seluas 15 hektare.
Lalu pada Jumat, (04/8/2023) telah terjadi kebakaran di Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) di lahan sebesar 74 hektare.
Kemudian, peristiwa serupa terjadi di Gunung Andong, Kab, Magelang, Jawa Tengah pada Kamis, (10/8/2023) dengan menghanguskan 24 hektare lahan.
Selanjutnya, karhutla juga terjadi di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jatim pada Kamis, (17/8/2023) dengan luas lahan yang terbakar mencapai 400 hektare.
Insiden yang sama turut terjadi di Gunung Ciremai, Desa Padabeunghar, Kec. Pesawahan, Kab. Kuningan, Jawa Barat, Jumat (25/8/2023) dengan total lahan yang terbakar adalah 102 hektare.
Terakhir, karhutla terjadi di kawasan hutan Gunung Walat, Kab. Sukabumi, Jawa Barat pada Jumat, (01/9/2023) di atas lahan seluas 10 hektare.