Petinggi Better.com, Vishal Garg diketahui memecat lebih dari 900 karyawan melalui pertemuan virtual Zoom belum lama ini. Jumlah korban pemutusan hubungan kerja (PHK) itu mencapai 9 persen dari total karyawannya.
"Jika Anda menerima panggilan ini, Anda adalah bagian dari kelompok sial yang diberhentikan. Pekerjaan Anda di sini segera dihentikan," ungkap Gard melalui Zoom kepada para karyawannya, seperti dilansir dari CNN Business, Senin (6/12).
"Pekerjaan Anda di sini segera dihentikan," katanya.
Sebagian dari karyawan yang dipecat merupakan mereka yang bekerja di tim rekrutmen keragaman, kesetaraan, dan inklusi.
Garg mengatakan ketentuan lebih lanjut mengenai pemberhentian akan diberitahu oleh bagian SDM atau HR perusahaan, termasuk soal tunjangan dan pesangon.
Seorang staf yang tidak diketahui identitasnya mengaku kecewa atas tindakan yang dilakukan oleh Garg.
"Mereka membuang kami seperti sampah. Kami ada di sana sejak awal dan bekerja keras untuk perusahaan dan untuk profesi kami," ungkap salah satu karyawan.
Karyawan lain yang dipecat juga mengaku terkejut dengan pemecatan mendadak itu. "Saya sedang duduk di sini berpikir, 'Apa-apaan ini?'" kata seorang karyawan kepada NBC.
Sebagai salah satu petinggi perusahaan, Garg rupanya memiliki citra yang buruk di kalangan karyawan. Pasalnya, Garg pernah menghina salah satu karyawannya dengan sebutan "sekelompok lumba-lumba bodoh" dalam sebuah e-mail.
"Kalian Terlalu lambat. Kalian adalah sekumpulan lumba-lumba bodoh... jadi hentikan. Hentikan. Hentikan sekarang. Kamu mempermalukanku," tulis Garg.
Untuk diketahui, Better.com sendiri merupakan perusahaan berbasis AS yang memberikan jaminan, kepada pengguna yang ingin melakukan pembelian rumah.
Better.com didukung oleh salah satu konglomerat Jepang, Softbank dan memiliki nilai berkisar 7 miliar dollar AS (Rp 100,6 triliun).
Kepala eksekutif Better.com itu pun akhirnya meminta maaf karena memecat 900 karyawan di perusahaanya melalui aplikasi Zoom menjadi viral di media sosial.
Dikutip dari Reuters, Kamis (9/12/2021), Vishal Garg mendapat kecaman keras setelah perusahaan yang didukung SoftBank memberhentikan sekitar 9% tenaga kerjanya melalui panggilan video, dimana dia telah "mengacaukan eksekusi" dalam mengkomunikasikan PHK.
"Saya menyadari bahwa cara saya menyampaikan berita ini membuat situasi sulit menjadi lebih buruk," kata Garg dalam surat permohonan maafnya.