PARBOABOA, Jakarta – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan memperkirakan musim kemarau akan terjadi mulai dari bulan Juni-September 2023.
“Kami perkirakan tahun ini akan terjadi kemarau panjang hingga empat bulan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Tanah Bumbu, Sulhadi dalam keterangannya di Batulicin, Senin (13/02/2023).
Oleh karena itu, guna mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), pihak BPBD telah melakukan koordinasi dengan seluruh pihak terkait.
Selain itu, Sulhaji juga mengatakan bahwa pihaknya telah menugaskan dua relawan di seluruh Desa di Tanah Bumbu untuk membantu penanganan awal bencana serta memberikan informasi cepat kepada BPBD.
Kemudian, terkait dengan penanganan potensi karhutla, BPBD Tanah Bumbu juga melakukan konsolidasi dengan pihak dari kepolisian, TNI, dan Basarnas guna menyusun strategi penanganan bencana.
BPBD Tanah Bumbu lalu mengungkapkan wilayah yang rawan akan karhutla yakni, Kecamatan Batulicin, Kusan Hulu, Kusan Tengah, Kuranji, Satui, dan Sungai Loban.
Di sisi lain, lanjut Sulhadi, wilayah Tanah Bumbu dan Kotabaru memiliki siklus musim yang berbeda dengan daerah lain yang berada di Kalimantan Selatan.
Seperti pada Desember 2022, Kabupaten apin mengalami karhutla, sedangkan Kabupaten Tanah Bumbu diguyur hujan dengan intensitas lebat. Kemudian, begitu juga sebaliknya.
“Minggu depan BPBD akan melakukan konsultasi dan asistensi penyusunan rencana penanganan bencana lima tahun ke depan ke BNPB,” pungkas Sulhadi.
Tambahan informasi, sejauh ini, pihak BPBD belum menemukan titik panas atau kebakaran hutan di Kabupaten Tanah Bumbu.
“Berdasarkan informasi melalui aplikasi go.id.lapan.fireshot, hingga saat ini belum ditemukan titik panas dan diperkirakan musim kemarau di Tanah Bumbu mulai pada Juni-September,” pungkasnya.