PARBOABOA - China telah membahas penggunaan teknologi telekomunikasi 6G untuk memodernisasi pasukan tempurnya, meskipun negara tersebut baru saja mulai menerapkan teknologi 5G.
Seperti diberitakan South China Morning Post, pengamat mengatakan masih ada pertanyaan seputar apakah Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dapat memikul transformasi ambisius seperti itu dan seberapa jauh teknologi nirkabel generasi keenam dapat diadopsi.
Chairman dan CEO China Unicom Liu Liehong mengatakan skenario aplikasi 6G awal akan diperkenalkan pada 2025 di Tiongkok, yang merupakan rumah bagi populasi pengguna internet terbesar di dunia dan pasar ponsel pintar terbesar.
Pengumuman dari China Unicom ini datang tepat setelah Konferensi Global 6G minggu lalu di mana para ahli mencapai konsensus teknologi 6G akan diluncurkan di China pada 2030.
Kontribusi China terhadap industri telekomunikasi global sangat penting dan berpengaruh, berkat berbagai skenario aplikasinya dan basis pengguna terbesar di dunia.
Banyak perusahaan global secara aktif terlibat di pasar China, mengakui signifikansinya dalam mempromosikan pengembangan telekomunikasi.
Kemungkinan, uji coba yang dilakukan China Aerospace Science and Industry Corporation ini adalah bagian dari pengembangan jaringan 6G di China.
Sebab, teknologi yang dipakai untuk pengujian tersebut adalah frekuensi terahertz (Thz). Teknologi yang juga dipakai China pada 2020 lalu saat meluncurkan satelit pertamanya untuk menguji coba jaringan 6G.
Teknologi Thz kerap kali disebut-sebut sebagai standar teknologi wireless yang menjanjikan untuk 6G dan menawarkan kecepatan transfer data yang lebih cepat. Namun, perkembangan dari teknologi ini masih terdapat sejumlah tantangan.
Sebagaimana dilansir dari GizChina, frekuensi Thz ditemukan mudah menyerap elemen-elemen lain, seperti air.
Sehingga, hal tersebut membatasi jangkauan internet 6G dibandingkan gelombang frekuensi yang lebih rendah.
Akan tetapi, para peneliti tetap optimis bahwa tantangan atau kendala yang muncul bisa segera diatasi di masa mendatang. Teknologi Thz juga disebut memiliki potensi untuk melakukan perubahan besar terhadap komunikasi nirkabel.
Terlepas dari keuntungan streaming data ratusan kali lebih cepat, sensitivitas 6G yang lebih tinggi juga diharapkan memungkinkan transmisi informasi biologis yang lebih baik.
Seperti data dari napas yang dihembuskan dan kadar glukosa, memungkinkan diagnosis penyakit dan deteksi penularan.
Menurut para ahli, teknologi 6G untuk deteksi kendaraan hipersonik sangat penting bagi pertahanan nasional.
Itulah rencana ilmuwan China dalam mengembangkan teknologi 6G untuk mendeteksi kendaraan hipersonik.