Data Ekonomi China Dirilis, IHSG Menguat Rupiah Terkoreksi

Ilustrasi pasar keuangan setelah data ekonomi China dirilis. (Foto: PARBOABOA/Fika)

PARBOABOA, Medan – Sejumlah data ekonomi yang dirilis China pada perdagangan hari ini sangat beragam. Jika mengacu pada sejumlah data yang dirilis, data penjualan ritel dan investasi dalam bentuk aset tetap menurun.

Meskipun untuk produksi industri dan tingkat pengangguran mengalami pemulihan. Data dari China itu dinilai mampu mendorong penguatan pada bursa saham seperti Shenzhen, Shanghai dan Hang Seng.

Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri di awal perdagangan sempat diragukan. Meskipun pada akhirnya mengalami penguatan dan ditutup naik 0.97 persen di level 7.317,4.

Dalam sesi perdagangan hari ini, investor asing mampu membukukan transaksi jual bersih senilai Rp810 miliar. Di sisi  lain, mata uang Rupiah ditutup melemah di level 15.950 per US Dollar.

“Mata uang Rupiah melemah disaat US Dollar Index menguat mendekati level 104.7,” ujar Gunawan Benjamin kepada PARBOABOA, Jumat (17/05/2024).

Menurut Gunawan Benjamin, penguatan pada bursa saham hari ini ditopang oleh saham sektor perbankan seperti BBRI, BBCA dan BMRI.

Saham perbankan pada dasarnya memang akan diuntungkan disaat ada ekspektasi kemungkinan pemangkasan bunga acuan.

Meskipun sejauh ini tren suku bunga acuan bertahan tinggi masih terbuka. Namun, belum ada tanda-tanda kuat dan meyakinkan bahwa suku bunga acuan benar-benar akan dipangkas tahun ini.

Sementara itu, kinerja harga emas terpantau mengalami penguatan di level 2.384 US Dollar per ons troy. Minimnya sentimen membuat pasar keuangan dan harga emas bergerak tanpa arah yang jelas.

Sentimen teknikal lebih banyak berpengaruh pada kinerja portofolio saat ini. Meski demikian secara keseluruhan pasar keuangan di tanah air lebih banyak dipengaruhi kabar baik. Khususnya di sesi perdagangan akhir pekan.

Pada sesi pembukaan perdagangan pagi tadi, kinerja indeks bursa di Asia mayoritas mengalami pelemahan. Pelaku pasar diperkirakan tengah menanti sejumlah rilis data ekonomi dari China yang potensial menjadi penggerak pada pasar perdagangan hari ini.

Salah satu yang paling dinanti adalah realisasi data investasi asing langsung atau FDI China pada bulan April.

Setelah data FDI China pada Maret sempat mengalami kontraksi sebesar 26.1 persen. Selain data FDI, juga ada data lainnya seperti produksi industri, penjualan ritel serta tingkat pengangguran pada April 2024.

Mengacu pada kinerja bursa di Asia yang banyak diperdagangkan di zona merah, secara teknikal IHSG juga berpeluang untuk mengalami koreksi pada perdagangan hari ini.

Pada sesi perdagangan awal hari ini, IHSG ditransaksikan menguat di kisaran level 7.260. Sementara itu, kinerja mata uang Rupiah ditransaksikan stabil di kisaran 15.920 per US Dollar.

Belum beranjak jauh dari perdagangan sehari sebelumnya. Pada perdagangan hari ini, IHSG sempat dinyatakan berpeluang untuk terkoreksi secara teknikal ke posisi 7.200 – 7.270, setelah mengalami penguatan yang cukup signifikan pada perdagangan sebelumnya.

Sementara mata uang Rupiah berpeluang untuk bergerak dalam rentang 15.900 hingga 15.950. Pasar keuangan masih diselimuti kabar baik memanfaatkan laju tekanan inflasi Amerika Serikat yang sesuai dengan ekspektasi pada hari kemarin.

Di sisi lain, harga emas pada pembukaan dan selama sesi perdagangan pagi terpantau lebih rendah dibandingkan penutupan sore kemarin. Pada pembukaan perdagangan pagi ini, harga emas ditransaksikan di kisaran 2.379 US Dollar per ons troy nya.

Editor: Fika
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS