PARBOABOA, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa ekspor batu bara Indonesia ke kawasan Uni Eropa meningkat secara signifikan dari US$96,21 di Agustus menjadi US$ 161,69 juta di September. Kenaikan ekspor itu terjadi saat permintaan dari negara lain sedang menurun.
"Ekspor batu bara ke kawasan Uni Eropa justru naik dan mengalami peningkatan yang cukup tinggi," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, dilansir dari CNN Indonesia, Senin (17/10).
Setianto menyebutkan, pihaknya mencatat ekspor batu bara Indonesia ke Polandia naik tajam 95,47 persen dari US$32,42 juta pada Agustus menjadi US$63,36 juta di September 2022.
Selain itu, pengiriman batu bara yang tidak ada pada Agustus 2022 ke Belanda, di September menjadi ada dengan nilai US$55,85 juta.
“Sedangkan, ekspor batu bara ke Italia mengalami penurunan 4,31 persen dari bulan sebelumnya US$44,39 miliar menjadi US$42,47 miliar di September 2022,” ucapnya.
Sementara itu, ucap setianto, secara total eksor batu bara Indonesia pada September tercatat senilai US$4,2 miliar. Jika dilihat dari negara tujuan ekposr utama, yang naik hanya ke China sebesar 41,19 persen dari US$672,19 juta menjadi US$49,08 juta.
Namun begitu, ekspor batu bara je negara utama lainnya justru turu, seperti India yang turun 33,47 persen dari US$849,99 juta menjadi US$565,46 juta. Kemudian, ke Filipina juga turun 19,72 persen dari US$541,16 juta menjadi US$434,43 juta.
“Selanjutnya, ekspor batu bara ke Jepang juga turun tipis 3,86 persen US$721,82 juta menjadi US$693,95 juta,” kata Setianto.
Setianto mengatakan, nilai ekspor Indonesia pada September 2022 tercatat sebesar US$24,80 miliar atau turun 10,99 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$27,86 miliar.
Ia pun menjelaskan bahwa kinerja ekpor ditopang oleh ekspor minyak dan gas yang mencapai US$1,33 miliar atau turun 21,41 persen dari bulan sebelumnya sebesar US$1,69 miliar. Begitu juga dengan ekspor selain minyak dan gas yang turun 10,31 persen dari US$26,18 miliar menjadi US$23,48 miliar.
"Turunnya nilai ekspor pada September 2022 disebabkan penurunan ekspor komoditas unggulan seperti besi baja, minyak kelapa sawit, dan batu bara. Ini karena turunnya permintaan dan harga komoditas di pasar global," jelas Setianto.