Survei BI: Harga Telur Ayam hingga Beras Mengalami Inflasi di Minggu Pertama November 2022

Survei BI: Harga Telur Ayam hingga Beras Mengalami Inflasi di Minggu Pertama November 2022 (Foto: Zona Surabaya Raya)

Survei BI: Harga Telur Ayam hingga Beras Mengalami Inflasi di Minggu Pertama November 2022

PARBOABOA, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu pertama November 2022 diperkirakan mengalami Inflasi sebesar 0,08% (month to month/mtm). Direktur Eksekutif Departement Komunikasi BI Erwin Haryono menerangkan komoditas utama penyumbang inflasi yaitu telur ayam sebesar 0,02% (month to month/mtm).

"Lalu daging ayam ras, beras, minyak goreng, tahu mentah, tomat, tempe, jeruk, dan sawi hijau masing-masing sebesar 0,01% (month to month/mtm)," ujar Erwin dalam keterangan tertulis, Jumat (4/11/2022).

Erwin juga menerangkan, bahwa komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu pertama November yaitu cabai merah sebesar -0,07% (month to month/mtm), cabai rawit sebesar -0,03% (month to month/mtm), dan bawang putih sebesar -0,01% (month to month/mtm).

Nita mengatakan bahwa, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait.

Hal tersebut dilakukan untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," pungkasnya.

Indikator Rupiah

BI mencatat nilai tukar rupiah ditutup pada level (bid) Rp 15.695 per dolar AS, yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 7,39%. DXY [1] menguat ke level 112,93, sedangkan yield UST (US Treasury) 10 tahun naik ke level 4,147%.

Pada pagi hari Jumat, 4 November 2022, rupiah dibuka pada level (bid) Rp 15.740 per dolar AS. Yield SBN 10 tahun naik ke level 7,46%. Sedangkan untuk premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun naik ke 139,39 bps per 3 November 2022 dari 130,44 bps per 28 Oktober 2022.

Berdasarkan data transaksi 31 Oktober sampai 3 November 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli note Rp 0,09 triliun terdiri dari beli neto Rp 0,08 triliun di pasar SBN dan beli note Rp 0,82 triliun di pasar saham.

Selama tahun 2022, berdasarkan data setelmen sampai dengan bulan November, nonresiden jual neto Rp176,33 triliun di pasar SBN dan beli Neto Rp 78,86 triliun di pasar saham.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS