Intip Keunikan Rest Area Heritage KM 260 Bekas Pabrik Gula di Brebes

Rest area Heritage KM 260B Banjaratma, Brebes, foto: constructionplusasia.com

PARBOABOA - Bila kamu sedang menempuh perjalanan mudik atau rencana akan menjadwalkan mudik saat sebelum lebaran atau saat setelah lebaran, maka keberadaan rest area menjadi fasilitas yang sangat dibutuhkan.

Pasalnya, para pemudik ini menjadi rilex kembali setelah beberapa jam berada diperjalanan. Di sana, supir bisa melepaskan penat selama beberapa saat sebelum kembali menempuh perjalanan selanjutnya.

Untuk itu kamu perlu mengetahui cara cek rest area terdekat agar bisa beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan mudik yang panjang.

Bagi pengguna jalan tol yang melintas di Jawa Tengah akan merasakan hal yang berbeda. Sebab, provinsi yang dipimpin Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo itu memiliki sejumlah rest area yang unik dan keren.

Salah satunya, rest area di ruas tol Pemalang-Penjagan ke arah Jakarta, atau berada di KM 260B Banjaratma, Kabupaten Brebes.

Nuansa unik dan ikonik karena rest area yang dikenal dengan sebutan “Rest Area Pabrik Gula” itu, memanfaatkan cagar budaya bangunan pabrik gula peninggalan Belanda.

Bangunan kuno yang terkesan angker tersebut telah disulap menjadi tempat yang asyik. Berbagai fasilitas lengkap, seperti toilet yang bersih, masjid, tempat parkir yang sangat luas.

Ada juga UMKM berbagai produk, mulai dari makanan, kerajinan, hingga lukisan. Selain itu, ada sentra batik yang diresmikan Gubernur Ganjar, beberapa waktu. Bahkan rest area ini menyediakan gerobak bayi dan kursi roda untuk lansia dan difabel secara gratis.

Lokasi pabrik gula Banjaratma ini berada di desa Banjaratma, Bulakamba, Brebes atau yang sekarang ini telah dikenal menjadi Rest Area KM 260 B Banjaratma atau ada juga yang menyebut Rest Area Heritage.

Rest area yang ikonik ini juga terdapat cerita sejarah yang menarik untuk dikulik lho. Penasaran bagaimana ceritanya? Yuk, simak informasi selengkapnya dibawah ini!

Sejarah Rest Area Pabrik Gula

(Sumber: TripAdvisor)

Pabrik gula Banjaratma didirikan oleh N.V Cultuur Maatschappij sebuah perusahaan perkebunan yang berpusat di Amsterdam pada tahun 1908. Hal ini di didasarkan pada Inventaris van de archieven van de Cultuur, Handel-en Industrie Bank Koloniale Bank, Cultuur Bank NV.

Hal ini juga termurah dalam Koloniaal Verslag 1907 yang berisi tentang daftar statistik perusahaan pabrik gula di Jawa tahun 1906. Dalam daftar statistik tersebut pada tahun 1906 Pabrik Gula Banjaratma tidak disebut di dalam daftar.

Kemudian pada peta Dutch Colonial Maps di tahun 1919, Pabrik Gula Banjaratma disebut dengan Station Banjaratma Proefstations atau stasiun pengujian.

Maksudnya adalah digunakan untuk melakukan penelitian ilmiah terhadap budaya dan proses produksi gula sehingga memperoleh produksi yang optimal.

Proefstations diperkenalkan oleh Gerrit Jan Mulder pada tahun 1884 pada Pabrik Gula di Bogor yang selanjutnya menjadi kebutuhan penting di pabrik gula.

Sejak itulah, keberadaan Stasiun Pengujian ini memiliki peran yang besar dalam keberhasilan produksi Gula di Jawa.

Pada tahun 1997, pabrik gula Banjaratma mengalami kerugian. Di tahun tersebut merupakan operasional terakhir pabrik gula karena kerugian yang dialami secara terus menerus.

Kondisi tersebut membuat biaya operasional tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh. Beberapa bagian mesin yang masih dapat digunakan kemudian dipindahkan ke pabrik gula lainnya.

Setelah gulung tikar, bangunan seluar 10,5 hektar ini kemudian ditetapkan menjadi cagar budaya.

Bangunan ini cukup besar, terdapat juga beberapa rumah dinas yang dulunya ditempati oleh para karyawan pabrik gula (PG).

Bagian depan bangunan masih nampak jelas jejak masa lampau dari pabrik gula di masa keemasannya.

Meskipun saat ini sudah direnovasi secara modern, namun nilai otentik bangunan bersejarah ini masih nampak jelas.

Sejumlah sudut rest area ini masih asli peninggalan Belanda. Lalu, seiring dibangunnya rest area tol Trans Jawa, bekasi bangunan pabrik gula Banjaratma mulai direvitalisasi dan kemudian dialihfungsikan menjadi rest area.

Memiliki Fasilitas Wahana Seru Untuk Anak

(Sumber: Facebook/Anci Purwati)

Baru-baru ini, rest area pabrik gula atau lebih tepatnya Rest Area Heritage Km 260B Banjaratma juga menambah fasilitas wahana yang seru untuk anak-anak.

Di salah satu sisi rest area tela dibangun wahana seluncuran atau perosotan panjang bernama Srodotan Donat sengan desain yang unik.

Tak hanya dibuka untuk anak-anak, orang dewasa juga bisa menjajal keseruan menaiki wahana ini. Untuk mencobanya, pengunjung akan dikenakan tarif Rp 15.000 saat weekdays dan Rp 25.000 saat weekend dengan dua kali kesempatan meluncur.

Tak heran, rest area pabrik gula arah Jakarta ini disebut sebagai salah satu destinasi wisata bagi kendaraan yang melintas di ruas Tol Pemalang-Pejagan.

Terdapat Masjid Batu Bata Merah

(Sumber: Facebook/Dewi Kusuma)

Rest area pabrik gula ini pun memiliki bangunan ikonik yang menjadi ciri khasnya. Bangunan tersebut adalah masjid Heritage-Banjaratma.

Bangunan masjid ini didesain menyesuaikam arsitektur Pabrik Gula Banjaratma yang didominasi dengan batu bata merah.

Dinding-dinding masjid terbuat dari batu bata merah yang disusun sedemikian rupa dan tidak diplester sehingga menghadirkan nuansa terakota.

Rangkaian batu bata pun disusun dengan sedikit celah sebagai ventilasi udara. Dengan begitu, masjid pun tetap terasa sejuk meski tanpa pendingin ruangan.

Jika kamu merasa lelah saat mengemudi, sebaiknya segera beristirahat. Fasilitas rest area pabrik gula KM 260B ini tersedia untuk para pengguna jalan tol yang memerlukan istirahat.

Seperti kita tahu, rest area menjadi solusi bagi para penggunaan jalan tol untuk memenuhi segala kebutuhan. Tujuannya adalah untuk kebaikan supir dan penumpang supaya dapat mengkondisikan tubuh vit kembali sebelum melanjutkan perjalanan.

Jangan lupa juga untuk service kendaaran kamu sebelum perjalanan jauh ya!

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS