PARBOABOA, Jakarta - Indonesia telah bersiap untuk mengejar peluang besar dalam peningkatan perdagangan dan investasi dengan Tiongkok dalam pameran CAEXPO 2023.
Ajang pameran yang digelar pada 16-19 September 2023 ini merupakan kesempatan penting untuk mempromosikan perdagangan dan investasi yang tidak hanya bermanfaat bagi Indonesia, tetapi juga bagi negara-negara ASEAN lainnya.
Bertemakan "Work Together for a Harmonious Home and a Shared Future" pameran akan digelar dalam format hibrida, yaitu secara fisik dan daring melalui platform CAEXPO.
CAEXPO sendiri merupakan hasil dari kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi ke-7 China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA) pada tahun 2003 dan telah diadakan sejak tahun 2004.
Pameran ini bertujuan untuk mempromosikan perdagangan barang, kerja sama investasi, transfer teknologi, perdagangan jasa, hubungan industri, serta kerja sama sub regional ASEAN dan Tiongkok.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi menyatakan bahwa kehadiran fisik Indonesia pada CAEXPO tahun ini membuka peluang besar untuk mencapai transaksi yang signifikan, meningkatkan nilai perdagangan bilateral, dan mendukung peningkatan ekspor Indonesia ke Tiongkok.
Pada CAEXPO tahun ini, Indonesia akan memiliki dua paviliun, yaitu Paviliun Komoditas dengan luas 2.150 m2 di aula D15 dan Paviliun Nasional (City of Charm) seluas 160 m2 di aula B2.
Paviliun Komoditas akan menampilkan 85 stan dengan berbagai produk potensial Indonesia, seperti spa, kecantikan, herbal, makanan minuman, aksesori, fesyen, serta dekorasi rumah dan furnitur.
Sementara Paviliun Nasional akan menonjolkan keindahan dan potensi Provinsi Kalimantan Tengah.
Selain memamerkan berbagai produk potensial dan kekayaan sumber daya alamnya, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah juga akan menyelenggarakan pertunjukan tari dan seni budaya khas selama pameran berlangsung.
Kerja Sama Indonesia-Tiongkok
Menurut data dari Kementerian Perdagangan, Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar Indonesia dengan pertumbuhan perdagangan positif selama lima tahun terakhir (2018-2022) sebesar 17,69 persen.
Kemudian, pada periode Januari-Juni 2023 total perdagangan bilateral mencapai USD 61,59 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 0,65 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022.
Sementara itu, ekspor Indonesia ke Tiongkok mencapai USD 31,21 miliar dan nilai impor Indonesia dari Tiongkok mencapai USD 30,37 miliar.
Oleh karena itu, Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD 838,69 juta, khususnya dalam sektor nonmigas dengan ekspor sebesar USD 29,93 miliar. Surplus tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 7,44 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.