Kemendag: MinyaKita Khusus untuk Orang Miskin!

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menegaskan bahwa produk minyak goreng besutan pemerintah, Minyakita, hanya dikhususkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. (Foto: Dok Kemendag)

PARBOABOA, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menegaskan bahwa produk minyak goreng besutan pemerintah, Minyakita, hanya dikhususkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah.

Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Kasan mengatakan, hal itu yang membuat Minyakita didistribusikan di pasar tradisional dan tidak boleh di marketplace.

"Ini (Minyakita) kan dikhususkan untuk konsumen rumah tangga dengan pendapatan menengah ke bawah," ujar Kasan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (20/2/2023).

"Sekarang kita fokus jalur distribusi hanya lewat pasar tradisional, konsumennya rumah tangga pendapatan menengah ke bawah. Jadi lewat jalur distribusi lain kita tutup," lanjutnya.

Kasan menjelaskan, pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi kelangkaan Minyakita, yakni dengan menambah pemenuhan minyak goreng untuk kebutuhan dalam negeri (domestic market obligation/DMO) dari 300 ribu ton menjadi 450 ribu ton.

Kemudian dengan membatasi pembelian Minyakita dua liter per hari. Kendati demikian, ia enggan memastikan kapan Minyakita bisa banyak tersedia di pasar dengan harga sesuai HET Rp14 ribu per liter.

Di lain sisi, Kasan menyebut bahwa penyebab Minyakita langka dan mahal di pasar adalah karena dipalsukan oleh oknum di Sragen, Jawa Tengah. Kasan mengatakan, pihaknya dan Satgas Pangan akan menindak pihak yang memalsukan Minyakita.

"Minyakita dikemas lagi tapi harganya tidak Rp14 ribu. Bahkan ada ditemukan yang memalsukan Minyakita," ujar Kasan.

"Sudah ada saya dilaporkan yang ada di Sragen. Nanti akan ditelusuri," ujar imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, Minyakita mulai langka sejak akhir Januari 2023. Kalaupun ada di pasaran, harga jual yang ditetapkan di atas Rp14 ribu per liter.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan salah satu penyebabnya adalah realisasi DMO bulanan turun dari 100,94 persen pada November 2022 menjadi 86,31 persen sebulan setelahnya.

Penurunan DMO berlanjut pada Januari 2023 menjadi 71,81 persen atau merosot dari target pemenuhan bulanan sebesar 300 ribu ton.

"Dampak penurunan DMO mengakibatkan terjadinya penurunan pasokan minyak goreng di masyarakat, sehingga harga minyak goreng rakyat mengalami kenaikan," ujar Zulhas dalam keterangan resmi, Senin (30/11/2022).

Tak cuma DMO, Zulhas menyalahkan program biodiesel B35 yang diklaim ikut menjadi biang kerok penyebab Minyakita langka di pasaran. Menurutnya, ini terjadi karena program itu meningkatkan penggunaan CPO selaku bahan baku minyak goreng.

Dalam program B35, pemerintah akan meningkatkan persentase campuran bahan bakar bakar nabati ke dalam bahan bakar minyak jenis solar dari 20 persen pada B20 menjadi 35 persen.

"B20 menyedot CPO 9 juta, begitu berubah jadi B35 tambah 4 juta jadi 13 juta disedot," ujar Zulhas.

Editor: Sondang
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS