PARBOABOA, Jakarta – Pencarian korban terbakarnya KM Hentri di perairan Kepulauan Tanimbar, Maluku, terus dilakukan meski beberapa kali terkendala cuaca buruk.
Kondisi cuaca yang sering tidak bersahabat itu membuat proses pencarian korban tidak dapat dilakukan dengan optimal.
Kantor Basarnas Ambon juga telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk membantu operasi penyelamatan 25 anak buah kapal (ABK) KM Hentri.
Puluhan ABK itu dinyatakan hilang setelah melompat ke laut sesaat setelah KM Hentri dihantam gelombang yang akhirnya terbakar pada 3 September lalu.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Badan SAR Nasional (Basarnas) Ambon, Mustari menjelaskan, pencarian korban terus dilakukan dengan menupayakan seluruh potensi SAR yang ada.
"Basarnas Ambon mengerahkan Tim Rescue Unit Siaga SAR Dobo beserta seluruh Unsur Potensi SAR dengan menggunakan Kapal KP 3002 Teluk Ambon milik Polairud Polda Maluku," ucap Mustari pad Jumat (10/9/2021).
Kata Mustari, Basarnas juga terus berkoordinasi dengan Dandim 1503 Maluku Tenggara dan Wakapolres Maluku Tenggara untuk melibatkan Unsur Potensi SAR di Pulau Tanimbar.
Pencarian itu juga melibatkan unsur TNI Angkatan Udara (AU) untuk melakukan pencarian lewat udara.
Mustari mengatakan, cuaca ekstrem di Perairan Kepulauan Tanimbar berupa hujan disertai angin kencang dan gelombang tinggi menjadi hambatan yang dialami saat pencarian.
"Dikarenakan cuaca buruk, sampai saat ini wilayah Perairan Maluku Tenggara terpantau warning sampai beberapa hari kedepan," tuturnya.
Hingga hari ketiga pencarian yang dilakukan belum juga membuahkan hasil.
“Kita melakkan upaya semaksimal mungkin, dan kita berharap agar segera menemukan 25 ABK yang hilang itu,” katanya.
Sebelumnya, KM Hentri berlayar dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta pada 15 Agustus 2021. Kapal motor penangkap cumi itu berlayar dengan tujuan ke Merauke, Papua.
Namun setiba di perairan Kepulauan Tanimbar, pada Jumat (3/9/2021) kapal dihantam ombak setinggi tiga meter.
Diduga akibat guncangan ombak itu menyebabkan kelistrikan di kapal menjadi terganggu dan seketika muncul kobaran api hingga asap hitam tebal dari dalam kapal.
Dalam kejadian kebakaran kapal tersebut 2 orang ABK dinyatakan meninggal dunia, kemudian 5 ABK dinyatakan selamat. Sementara 25 ABK lainnya masih hilang dan dalam pencarian.