PARBOABOA, Pematangsiantar - Pernahkah kamu mendengar latar cerita? Kata ini mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Apalagi saat belajar bahasa Indonesia di bangku sekolah, latar cerita selalu menjadi topik pembahasan.
Latar dalam cerita merupakan salah satu unsur intrinsik sebuah cerita, dimana unsur tersebut menjadi pembangun di dalam cerita itu sendiri. Kehadiran latar cerita sangat penting dan diperlukan karena dapat membantu pembaca memahami isi cerita.
Lantas, apa yang dimaksud dengan latar cerita?
Pengertian Latar Cerita
Tumpu, setting cerita, latar cerita merupakan gambaran tempat kejadian yang ada di dalam cerita atau karya sastra.
Pada dasarnya, latar cerita adalah informasi tentang waktu, ruang, dan suasana peristiwa di dalam karya sastra serta memuat segala informasi, instruksi penyaluran yang berkaitan dengan ruang, suasana dan waktu.
Pengertian latar cerita juga telah mencakup adanya sebuah deskripsi seperti lokasi geografis, kegiatan karakter atau tokoh di dalam cerita, waktu terjadinya sebuah peristiwa, lingkungan keagamaan di dalam cerita, bagaimana moral yang terkandung, musim yang terjadi, kecerdasan sosial, dan karakter-karakter pendukung tokoh.
Pengertian Latar Cerita Menurut Para Ahli
Lalu bagaimana pengertian latar cerita menurut para ahli? Bagi ahli di bidang yang relevan, tentu memiliki perbedaan pendapat mengenai pengertian latar cerita. Berikut ini berbagai pengertian latar cerita menurut para ahli.
1. Kusnadi Dkk (2009)
Menurut Kusnadi Dkk, latar cerita adalah latar tempat atau latar waktu di dalam sebuah karya sastra yang mempengaruhi inti cerita dan pengambilan nilai-nilai yang diungkapkan si pengarang.
2. Abrams
Menurut Abrams, latar cerita adalah tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Di dalam pengertian latar cerita dapat diklasifikasikan menjadi latar tempat, waktu, dan sosial.
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Menurut KBBI, latar cerita merupakan keterangan waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan di dalam sebuah karya sastra.
4. Mido (dalam Sehandi: 2016)
Mido berpendapat, latar cerita adalah gambaran tentang tempat, waktu, dan situasi terjadinya peristiwa.
Semakin jelas dan menarik latar yang digambarkan pengarang, maka kualitas karyanya akan semakin tinggi. Sebaliknya, jika semakin kabur latar yang digambarkan, maka kualitas karya sastra akan semakin rendah.
5. Aminuddin (2013)
Aminuddin mengungkapkan, latar cerita adalah berupa tempat, waktu, maupun peristiwa. Sebagaimana tema, tokoh, dan penokohan, setting atau latar juga bersifat fiktif.
Menurutnya, setting memiliki dua fungsi. Fungsi pertama yakni menggambarkan setting atau alur secara konkret atau dapat dilihat secara kasat mata.
Sementara itu, fungsi kedua yakni fungsi psikologis yang menggambarkan latar atau setting secara abstrak atau tidak dapat dilihat secara kasat mata dan hanya bisa dirasakan saja.
6. Leo Hamalin dan Frederick R. Karel (dalam Aminuddin: 2013)
Leo Hamalin dan Frederick R. Karel menjelaskan, latar cerita karya sastra bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa, suasana, serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka, maupun problem tertentu.
7. Tarigan (2011)
Menurut Tarigan, latar cerita memiliki maksud dan tujuan yang dibagi menjadi tiga. Pertama, latar hadir untuk memperbesar keyakinan terhadap tokoh, gerak, serta tindakannya.
Kedua, latar hadir karena memiliki relasi yang lebih langsung dengan arti keseluruhan dan arti yang umum di dalam suatu cerita. Terakhir, latar hadir untuk menciptakan atmosfer yang bermanfaat.
Contohnya ketika seorang anak mendapatkan nilai buruk di sekolah, ia murung padahal sebentar lagi ia harus memilih universitas terbaiknya.
Tak hanya anak tersebut, orang tuanya merasa khawatir dan takut dengan nasib anaknya. Latar yang hadir di dalam cerita tersebut memiliki maksud dan tujuan.
Lalu, apa fungsi latar dalam cerita?
Fungsi Latar Cerita
Fungsi adanya latar cerita adalah untuk memberikan suatu gambaran yang jelas agar peristiwa yang terjadi di dalam jalannya cerita tersebut benar-benar terjadi atau memberikan informasi yang jelas mengenai situasi yang terjadi di dalam cerita tersebut.
Setting atau latar cerita juga memiliki fungsi sebagai gambaran kepada pembaca tentang suasana yang benar-benar terjadi di dalam cerita tersebut. Latar cerita ini berfungsi untuk memudahkan pembaca untuk membayangkan hal-hal yang digambarkan terhadap hasil karya sastra atau cerita tersebut.
Saat menulis cerita, penulis diharapkan mampu menampilkan sebuah latar atau setting dengan tepat dengan tujuan membuat cerita yang dibuat menjadi lebih kuat dan lebih hidup.
Tanpa adanya sikap dari penulis mengenai latar, maka pembaca juga akan merasa kesulitan membayangkan adanya sebuah peristiwa yang terjadi di dalam jalannya cerita tersebut.
Intinya, ada lima fungsi latar cerita, yaitu:
- Meyakinkan pembaca terhadap jalannya cerita
- Mampu menghidupkan cerita
- Memberi konteks terhadap peristiwa yang sedang terjadi dan dialami tokoh di dalam cerita
- Memberi informasi mengenai ruang dan tempat
- Sebagai proyeksi keadaan batin para tokoh cerita.
Jenis Latar Cerita
Umumnya, latar cerita dibagi menjadi tiga bagian, yakni latar waktu, tempat, dan suasana. Namun seiring perkembangan zaman, latar cerita telah dibagi menjadi beberapa bagian, yakni latar waktu, latar tempat, latar suasana, latar sosial, latar alat, latar belakang, dan latar integral.
1. Latar Waktu
Latar waktu merupakan gambaran waktu dimana cerita tersebut berlangsung. Latar waktu juga kembali dibagi menjadi dua jenis yakni latar eksplisit dan latar implisit.
a. Latar Waktu Eksplisit
Latar waktu eksplisit di adalah latar waktu yang dijabarkan secara jelas di dalam sebuah cerita. Biasanya, latar waktu eksplisit dituliskan dengan menyebutkan tanggal dan jam terjadinya peristiwa tersebut.
Misalnya: Angga sudah berusaha menghubungi Dinda pada 7 Oktober 2020 pada pukul 18.00 WIB.
b. Latar Waktu Implisit
Sementara itu, latar implisit merupakan latar waktu yang tidak disebutkan secara langsung dan terperinci di dalam cerita tersebut dan juga tidak dituliskan kapan kejadian tepatnya.
Biasanya, latar waktu implisit ditulis dengan kalimat: pada suatu hari, ketika itu, saat matahari terbit, saat matahari terbenam, dan lain sebagainya.
2. Latar tempat
Latar tempat adalah latar yang menunjukkan lokasi terjadinya suatu cerita. Sama halnya seperti latar waktu, latar tempat juga dibagi menjadi dua cara, yakni latar tempat eksplisit dan latar tempat implisit.
a. Latar Eksplisit
Latar eksplisit di dalam latar tempat biasanya dijelaskan secara detail dan jelas.
Misalnya: Paman sudah sampai di Bandara Adi Sucipto.
b. Latar Implisit
Sementara itu, latar implisit di dalam latar tempat tidak dijelaskan dengan jelas, melainkan hanya menuliskan gambaran tempat saja.
Misalnya: Gadis kecil itu tinggal di sebuah gubuk tak berjendela.
3. Latar Suasana
Latar suasana merupakan latar cerita yang menunjukkan bagaimana kondisi batin tokoh atau pelaku di dalam cerita. Di latar suasana ini biasanya juga memuat bagaimana situasi dan kondisi lingkungan tokoh tersebut berada.
Contoh: Saudaranya yang paling tua masih belum bisa berkata-kata melihat adiknya yang sudah tiada. Ia bahkan hanya duduk termenung seharian sembari menundukkan kepalanya. Ia juga sesekali mengusap air mata yang jatuh di pipinya.
4. Latar Sosial
Latar social adalah latar yang menerangkan status sosial tokoh di dalam cerita tersebut atau bagaimana perilaku sosial yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
Contoh: Menyadari kondisinya saat ini, Agung hanya bisa pasrah. Ia berjanji untuk tetap menjaga adik-adiknya dan membagi waktunya antara bekerja paruh waktu, mengurus keluarga, dan sekolah untuk dapat bertahan hidup setelah kehilangan kedua orang tuanya.
5. Latar Alat
Latar alat adalah latar yang menerangkan apa saja barang-barang atau alat-alat yang dipakai sebagai pendukung karakter tokoh di dalam cerita.
Tak hanya biasa dipakai sebagai pendukung karakter dalam kehidupan sehari-harinya, barang atau alat yang dipakai ini juga ada saat tokoh memecahkan masalah.
Misalnya ponsel tokoh, barang apa yang biasa dipakai, pedang, alat mandi, dan lain sebagainya.
6. Latar Belakang
Latar berlakang adalah latar yang menceritakan bagaimana terjadinya dan sejarah konflik di dalam cerita tersebut bisa terjadi. Fokusnya adalah pesan yang disampaikan akan mengandung moral dan amanat yang bisa dipetik.
7. Latar Integral
Terakhir, latar integral merupakan latar yang jadi bagian paling penting untuk mendukung waktu dan tempat penting terjadinya cerita. Misalnya cerita yang memuat mengenai peristiwa sejarah yang terjadi pada tahun 1800-an.
Saat itu, belum ada teknologi, alat transportasi memadai, dan listrik, sehingga tokoh harus melakukan komunikasi menggunakan surat, melakukan perjalanan dengan naik kuda atau kerbau karena tidak ada transportasi modern seperti motor atau mobil, dan lain sebagainya.
Wah, latar cerita ternyata memiliki banyak sekali jenis yang perlu kita ketahui. Itulah seputar informasi mengenai latar cerita, semoga bermanfaat!