Malam Refleksi Jadi Awal Pergerakan Mahasiswa Suarakan Isu Sosial di Pematang Siantar

Aliansi Mahasiswa Siantar Memanggil menggelar malam refleksi di Tugu Proklamasi Taman Pariwisata Kota Pematang Siantar, Minggu (16/7/2023). (PARBOABOA/Calvin Siboro)

PARBOABOA, Pematang Siantar - Aliansi Mahasiswa Siantar Memanggil yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswa dari Universitas Simalungun, Universitas HKBP Nommensen, Universitas Efarina, Sekolah Tinggi Theologi (STT) RENATUS, serta STIE Sultan Agung menginisiasi Malam refleksi Mahasiswa Siantar di Tugu Proklamasi Taman Pariwisata Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara, Minggu, 16 Juli 2023.

Salah seorang orator yang juga mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Simalungun, Andry Napitupulu, Malam Refleksi Mahasiswa Siantar merupakan awal pergerakan kembali mahasiswa.

"Per hari ini dan malam ini, kita sepakat kegiatan ini adalah awal dari pergerakan kita kembali. Sepakat teman-teman?” ucapnya dalam acara Malam Refleksi Mahasiswa Siantar, Minggu (16/07/2023).

Malam Refleksi Mahasiswa Siantar dicetuskan sejumlah mahasiswa kala pertemuan di sebuah warung kopi yang ada di Pajak Parluasan. Lewat pertemuan kecil-kecilan itu, puluhan mahasiswa lantas menginisiasi Malam Refleksi Mahasiswa Siantar.

Nantinya, dari Malam Refleksi ini, Mahasiswa Pematang Siantar akan melakukan pergerakan, lewat aksi-aksi mereka menyuarakan suara-suara rakyat kepada pemerintah atau penguasa.

Salah satunya terkait Permasalahan Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan kelapa sawit di Desa Gurilla yang belum terselesaikan hingga saat ini. Lewat Malam Refleksi Mahasiswa Siantar ini, mahasiswa menyatakan siap mendampingi dan mengadvokasi masyarakat Desa Gurilla.

"Permasalahan HGU di Desa Gurilla yang tak kunjung selesai sampai saat ini. Mari kita terjun untuk mendampingi bahkan mengadvokasi masyarakat di sana," kata Yuda yang juga disambung oleh Gadri

Isu lainnya yang akan disuarakan mahasiswa yaitu kekerasan di dunia pendidikan yang merajalela di Siantar, ketidakjelasan pembangunan Gedung Olah Raga (GOR) dan kontroversi seputar terminal Tanjung Pinggir yang telah menghabiskan anggaran sebesar Rp30 miliar, namun belum memberikan manfaat yang jelas.

Sementara itu, Suratno, salah seorang mahasiswa yang juga pengemudi ojek daring menyatakan mahasiswa juga siap menyuarakan aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Apalagi mahasiswa tidak hanya sekedar belajar di kampus, tapi juga bertanggung jawab mengakomodir suara-suara di masyarakat.

“Jangan pernah takut kepada dosen bahkan rektorat, kalian menjadi mahasiswa adalah orang-orang hebat yang dapat menyuarakan aspirasi masyarakat di pemerintah. Berkuliah itu bukan soal belajar, tapi bagaimana pengabdian terhadap masyarakat, saya selaku Ojek Online sangat berharap kepada kalian teman-teman untuk selalu bersuara terhadap pemerintah," kata dia.

Sementara itu, seorang Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Simalungun Samuel Simanullang dalam orasinya mengajak seluruh peserta melanjutkan pergerakan ini dan mengkonsolidasikan kegiatan tersebut dengan mengundang seluruh mahasiswa Siantar.

Menurutnya, semangat perjuangan harus dijaga dan diperjuangkan bersama.

“Mari kita tindaklanjuti kegiatan ini. Jangan kita sia-sia kan kegiatan Malam Refleksi Mahasiswa ini, kita kobarkan api semangat perjuangan!" imbuh dia. 

Editor: Kurnia
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS