PARBOABOA, Siantar - Peter F. Gontha, CEO Melchor Group meluncurkan Crypto Utility yang berbeda dengan crypto currency. Krypto ini akan digunakan dalam penghitungan restorasi hutan serta penyerapan, perhitungan, dan perdagangan karbon yang sesuai dengan aturan pemerintah Indonesia.
"lni hal baru dan pertama di dunia di mana Crypto Utility ini akan sejalan dengan teknologi perhitungan serapan karbon yang dikembangkan oleh Jejak.in, anak perusahaan dari Melchor group," kata Gontha pada Jumat (10/9).
"Melalui kombinasi pendekatan ekologis, teknologi digital, dan ekonomi crypto utility maka lahirlah sebuah prakarsa baru yang futuristik."
Gontha juga menyampaikan produknya ini tidak bersifat virtual meski berwujud digital. Selain itu, ia juga mengatakan keberhasilan produk ini dapat menjadikan RI sebagai pioner penghitungan dan perdagangan karbon di dunia.
Gontha juga menilai bahwa saat ini Indonesia memiliki banyak cadangan karbon. Pasokan inilah yang kemudian menginspirasi Gontha untuk menciptakan perekonomian hijau di Indonesia, dengan perdagangan karbon.
Rencananya, produk baru ini akan menggunakan teknologi block chain dan artificial intelligence. Gontha juga menyampaikan bahwa produknya ini merupakan bentuk upaya pelestarian lingkungan dengan pendekatan ekonomi dan teknologi digital.
Seperti diketahui sebelumnya, karbon merupakan salah satu gas rumah kaca yang meningkatkan pemanasan global. Semakin banyak karbon yang terlepas ke udara akan membuat Bumi semakin panas.
Peningkatan suhu Bumi ini dapat membuat lapisan es di kutub mencair dan membuat beberapa pulau di dunia terancam tenggelam. Selain itu, fenomena itu juga dapat menyebabkan krisis iklim dan hilangnya biodiversitas yang ada di Bumi.