PARBOABOA, Jakarta – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas memastikan stok minyak goreng akan membanjiri pasaran mulai Februari 2023. Pemerintah dan produsen disebut bakal menambah suplai minyak goreng kemasan dan curah sebanyak 450 ribu ton per bulan hingga April 2023.
Zulhas mengatakan, langkah ini diambil usai tren penyaluran minyak goreng menurun, terutama kemasan MinyaKita. Menurutnya, total DMO (domestic market obligation) minyak goreng yang terdistribusi sebanyak 2,24 juta ton yang terdiri dari minyak goreng curah dan kemasan pada periode 1 Juni 2022-29 Januari 2023.
“Mudah-mudahan dalam bulan Februari nanti, karena akan puasa dan Lebaran, mudah-mudahan sudah mulai membanjiri pasaran sehingga di pasar-pasar rakyat ini juga bisa normal lagi,” katanya usai serah terima Keketuaan ASEAN BAC dari Kamboja ke Indonesia di Jakarta, Senin (30/1/2023).
Lebih lanjut, Zulhan mengatakan ada dua alasan stok MinyaKita langka dan sulit ditemukan di pasaran. Pertama, karena tingginya minat konsumen terhadap produk tersebut.
“MinyaKita sekarang menjadi tren. Semua orang carinya MinyaKita karena MinyaKita yang dulu itu ada di pasar rakyat dalam bentuk curah, sekarang dikemas sudah bagus, sama dengan minyak-minyak premium. Dan bisa didapat di ritel modern, market modern, di mana-mana ada. Jadi semua orang, ibu-ibu, carinya MinyaKita,” katanya.
Tingginya permintaan itulah yang menurut Zulhas membuat stok MinyaKita berkurang pasokannya di pasaran. Terlebih stok yang dijatah hanya sebanyak 300 ribu ton per bulan.
Di sisi lain, yang juga menjadi alasan kedua berkurangnya pasokan minyak adalah karena pasokan CPO dialihkan untuk produksi B35. Namun, ia memastikan stok yang berkurang di pasaran itu bukan karena kurangnya produsen.
“Bukan, karena sekarang semua cari MinyaKita. Barangnya bagus. Kualitasnya, high quality. Tapi harganya Rp14 ribu (per liter). Kalau premium hampir Rp20 ribu, ada yang Rp20 ribu lebih. Ini sama, harganya Rp14 ribu jadi dicari orang,” katanya.
Seperti diketahui, Minyakita diluncurkan pada Juli 2022 oleh pemerintah melalui Kementerian Perdagangan untuk meredam kenaikan harga minyak goreng kala itu. Namun, produsen dan distribusinya dilakukan oleh perusahaan swasta yang selama ini memproduksi minyak goreng premium.
Minyakita dibanderol sesuai harga eceran tertinggi yaitu Rp 14.000 per liter. Harga Minyakita jauh lebih murah dari harga minyak goreng kemasan premium yang kini mencapai Rp 21.200. Karena itu, Mulyawan menduga besarnya selisih harga tersebut membuat produsen mengakali stok Minyakita agar minyak goreng premium dapat terserap oleh konsumen.