Ngak Cuma Minyak Dalam Kemasan, Minyak Goreng Curah Juga Akan Turun Harga

Minyak curah (dok Liputan6.com/Angga Yuniar)

PARBOABOA, Pematangsiantar - Panic buying setelah pemerintah menurunkan harga minyak goreng kemasan masih saja terjadi, meski masyarakat sudah berulang kali diminta tidak usah takut tidak akan kebagian, karena minyak goreng murah ini akan terus dipasarkan dengan harga yang sama selama 6 bulan ke depan.

Hari ini Sabtu (29/1) di Twitter tagar #panicbuying sedang menjadi trending topic karena sebagian masyarakat masih saja memborong minyak di ritel-ritel modren dan supermarket yang tercatat keanggotaannya di Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).

Namun dibalik penyetaraan harga minyak goreng ini, para pedagang di pasar tradisional dan pedagang eceran menjadi merana, karena penjualan mereka menjadi turun di saat masyarakat berburu minyak di super market.

Menyikapi hal ini Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi telah mengumumkan kebijakan baru yang akan membantu para pedagang minyak eceran. Mulai 1 Februari mendatang seluruh minyak curah di Indonesia akan dijual di bawah harga minyak kemasan yaitu Rp 11.500 per liter.

"Per 1 Februari 2022, kami juga akan memberlakukan harga eceran tertinggi minyak goreng, dengan rincian minyak goreng curah Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter. Seluruh HET sudah termasuk PPN di dalamnya," terang Mendag Lutfi, dalam konferensi pers secara daring, Kamis (27/1).

Dengan adanya penyesuaian harga ini diharapkan panic buying tidak akan lagi terjadi, karena pemerintah menjamin stok akan tetap tersedia dengan harga terjangkau.

"Kami berharap dengan kebijakan ini harga minyak goreng dapat menjadi lebih stabil dan terjangkau untuk masyarakat, serta tetap menguntungkan bagi para pedagang, distributor, hingga produsen," kata Lutfi.

Jadi buat ibu-ibu yang udah nyimpan minyak banyak-banyak di rumah, ngak ada gunanya itu bu. Toh harga minyak masih akan sama sampai 6 bulan ke depan. Jadi stop panic buying.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS