PARBOABOA, Jakarta – Kebakaran di Bromo, Jawa Timur akibat flare belum juga berkesudahan. Hal itu mengakibatkan lumpuhnya ekonomi di sekitar kawasan wisata tersebut, termasuk industri perhotelan.
Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sekaligus Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/ Kabaparekraf) menyampaikan bahwa kebakaran tersebut berdampak besar terhadap keberlangsungan industri pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan tersebut.
Pada industri perhotelan, tingkat okupansi atau jumlah unit yang terpakai dalam suatu hotel bahkan tidak mencapai 50 persen.
Sandiaga menyampaikan keprihatinannya terhadap dampak kebakaran Bromo yang meluas, yang berimbas pula pada industri hotel yang sepi pengunjung.
Karena kejadian ini, Sandiaga meminta untuk diadakan kajian secara menyeluruh terkait aspek CHSE di seluruh taman nasional juga destinasi wisata berbasis alam lainnya.
Hal tersebut dilakukan agar aspek-aspek keselamatan yang fokus pada pariwisata berkualitas dan berkelanjutan dapat berjalan dengan baik.
Apa itu CHSE?
Cheanlines, Healthy, Safety, Environment (CHSE) merupakan program Kemenparekraf berupa penerapan protokol kesehatan yang berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan).
CHSE ada setelah pandemi Covid-19 dan merupakan langkah Kemenpar untuk bangkit setelah mengalami pandemi. Standar keamanan itu, dipakai hingga sekarang.
Sebenarnya, Kemenpar mempunyai sertfikasi CHSE bagi industri perhotelan dan ekonomi. Sertifikasi tersebut bertujuan menarik pengunjung dan menciptakan pariwisata yang berkelanjutan.
Adapun manfaat CHSE diantaranya ialah meningkatkan jumlah pengunjung karena ada jaminan akan keamanan dan kenyamanan, meningkatkan kepercayaan wisatawan, hingga menampilkan wajah baru di sektor pariwisata yang dapat menarik pengunjung.