Rusak Hingga Diserobot PKL dan Parkir Liar, Pejalan Kaki dan Disabilitas Keluhkan Kondisi Trotoar di Pematang Siantar

Masyarakat Kota Pematang Siantar mengeluhkan alih fungsi trotoar yang berubah menjadi tempat pedagang kaki lima (PKL) dan parkir liar. ( Foto: PARBOABOA/ Calvin Siboro)

PARBOABOA, Pematang Siantar - Pejalan kaki di Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara mengeluhkan banyaknya trotoar yang rusak, digunakan pedagang kaki lima hingga parkir liar.

Hal itu diungkapkan salah seorang pejalan kaki di Jalan Sutomo dan Jalan Merdeka, Naomi yang mengaku tidak nyaman, karena trotoar yang seharusnya merupakan tempat pejalan kaki, disalahgunakan fungsinya oleh masyarakat.

“Susah lah dimanfaatkan sama pejalan kaki di Siantar. Lihatlah trotoar yang harusnya buat pejalan kaki malah dipakai nya buat jualan sama parkir kendaraan. Darimana lah lagi pejalan kaki lewat? Kalau di jalan nanti kena tabrak,” ungkapnya kepada PARBOABOA dengan logat khas Batak.

Naomi juga menyayangkan tidak adanya tindakan dari Pemerintah Kota Pematang Siantar untuk menertibkan pedagang kaki lima dan parkir liar di trotoar ini.

Menurutnya, penyalahgunaan fungsi trotoar ini akibat pembiaran terus menerus dari pemerintah kota sehingga menjadi sebuah budaya yang dianggap benar oleh masyarakat.

“Pemerintah di sini emang sejak awal sudah enggak tegas buat menertibkan PKL dan parkir liar di trotoar. Coba dari awal tegas, pasti enggak ada yang berani jualan dan parkir di situ (trotoar),” kesal Naomi.

Pantauan PARBOABOA, Sabtu (12/08/2023), sejumlah trotoar di Kota Pematang Siantar terlihat rusak, seperti di lampu merah di Jalan Pendeta Justin Sihombing, dan samping gedung Juang Kota Pematang Siantar. Sementara trotoar yang ada di Jalan Sutomo dan Jalan Merdeka digunakan masyarakat untuk berjualan dan lokasi parkir liar.

Kondisi trotoar di dekat Gedung Juang Kota Pematang Siantar rusak parah dan belum ada perbaikan. (Foto: PARBOABOA/Calvin Siboro) 

Tak hanya Naomi, Gita, salah seorang siswi di Pematang Siantar yang juga pejalan kaki mengaku khawatir akan kondisi trotoar di kota itu.

Gita berharap Pemerintah Kota Pematang Siantar bisa menganggarkan perbaikan trotoar, yang menjadi bagian penting penataan sebuah kota.

"Harapannya sih pemerintah bisa memperbaiki trotoar yang sudah rusak parah seperti yang ada di Gedung Juang itu. Miris lihatnya. Padahal di pusat kota. Jadi jelek (Kota Pematang Siantar) kelihatannya," katanya.

Gita juga mengingatkan perbaikan trotoar di kota itu harus menyeluruh, termasuk nantinya bisa digunakan oleh penyandang disabilitas. Apalagi selama ini, trotoar yang ada di Kota Pematang Siantar, masih belum banyak yang ramah penyandang disabilitas.

“Jadi bukan hanya sebatas diperbaiki, tapi juga dibuat harus ramah bagi penyandang disabilitas. Orang-orang di Siantar kan bukan hanya orang yang normal kayak kita, ada juga disabilitas. Aku sering lihat mereka (penyandang disabilitas) kesusahan buat jalan di trotoar. Apalagi yang pakai kursi roda bang. Enggak akan bisa pakai trotoar di sini," jelasnya.

Sementara itu, salah seorang penyandang disabilitas, Salome Simanungkalit juga mengakui trotoar di Kota Pematang Siantar tidak ramah terhadap penyandang disabilitas, terutama pengguna kursi roda sepertinya.

Salome mengaku hingga saat ini ia tidak bisa menikmati fasilitas umum tersebut karena tidak tersedianya bidang landai untuk akses kursi roda bisa naik ke trotoar.

“Sampai sekarang sih Puji Tuhan belum pernah sama sekali pakai trotoar di Siantar. Bukan enggak mau, tapi emang enggak bisa. Kursi roda ku aja enggak bisa naik ke trotoar," kesalnya.

Meneruskan keluhan masyarakat tadi, PARBOABOA mencoba menghubungi Dinas Bina Marga dan Perairan Kota Pematang Siantar, namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan dari lembaga tersebut.

Editor: Kurniati
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS