Womens March 2023: Perempuan Bekerja Tuntut Pemerintah Sediakan Penitipan Anak Terjangkau

Perempuan dari berbagai organisasi di Jakarta dan sekitarnya menyuarakan berbagai aspirasinya saat Womens March 2023, Sabtu (20/5/2023).

PARBOABOA, Jakarta - Perempuan dari berbagai organisasi di Jakarta dan sekitarnya menyuarakan berbagai aspirasinya saat Women's March 2023, Sabtu (20/5/2023).

Salah satunya Syahar Banu, yang menyuarakan kesulitan kaum perempuan yang telah berkeluarga dan memiliki anak yang baru berusia satu tahun saat bekerja.

"Setiap hari saya bekerja membawa Yovela (anaknya), sejak dia umur 3 bulan. Jadi teman-teman jangan heran apabila bertemu saya dan anak saya di acara-acara NGO maupun aktivis," ujar Syahar dalam orasinya.

Lebih lanjut, Syahar meminta kaum perempuan dan semua pihak turut menyuarakan agar pemerintah bisa menyediakan fasilitas daycare atau tempat penitipan anak bagi perempuan yang bekerja.

"Karena kan enggak enak dipaksa resign (berhenti) oleh kantor cuma gara-gara punya anak," tegasnya.

"Negara tolong berikan daycare bersubsidi untuk kita semua, supaya ibu-ibu, perempuan-perempuan bisa berkarier dengan nyaman bersama anak mereka," sambung Syahar.

Selain Syahar, sejumlah aktivis perempuan dari LBH Jakarta, LBH APIK Jakarta, Perkumpulan Lintas Feminis Jakarta, Konsorsium CRM, Greenpeace, hingga Arus Pelangi turut menyuarakan aspirasi mereka.

Aksi Women's March Jakarta ini dimulai dengan berjalan kaki atau long march dari IRTI Monas sejak pukul 08.00 WIB dan berakhir di Pintu Masuk Barat Daya Monas, Jakarta Pusat.

Selain orasi, Women's March Jakarta 2023 juga dimeriahkan dengan teater dari Kawan Tuli, musik dan pertunjukan lainnya.

Sebelumnya, Direktur Program Lintas Feminis Jakarta, Anindya Restuviani menyebut, aksi ini untuk menantang struktur kekuasaan patriarki dan menciptakan ruang bagi suara perempuan untuk didengar dan dihormati dalam ajang kontestasi politik di Indonesia.

Adapun tema Women's March 2023 adalah sudahi bungkam, lawan!. Tema ini sebagai semboyan yang mendorong semua perempuan, kelompok marginal, rentan dan minoritas lainnya untuk turun ke jalan, mendapatkan barisan dan menggaungkan perubahan.

Editor: Kurnia Ismain
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS