PARBOABOA, Zhengzhou - Otoritas China menggunakan kekerasan untuk membubarkan demonstrasi damai yang dilakukan para nasabah bank yang menuntut agar uang tabungan mereka dikembalikan.
Dikutip dari CNN, Selasa (12/7/2022), para nasabah yang putus asa itu terpaksa berunjukrasa karena bank tempat mereka menabung mengalami krisis keuangan yang cukup parah.
Sejak April, empat bank di Provinsi Henan telah membekukan uang jutaan dolar sehingga mengancam kelangsungan hidup ratusan ribu nasabahnya yang sudah cukup menderita akibat lockdown pandemi COVID-19.
Para nasabah telah menggelar unjukrasa di Kota Zhengzhou, ibu kota Provinsi Henan, sejak dua bulan terakhir. Tapi tuntutan mereka sama sekali tidak ditanggapi.
Dan pada Minggu (10/7), lebih dari 1.000 nasabah dari banyak wilayah berkumpul di People's Bank of China cabang Kota Zhengzhou untuk menggelar protes.
Ini merupakan salah satu demonstrasi terbesar sejak pandemi melanda China. Banyak demonstran yang sudah berada di lokasi sejak pukul 04.00 pagi
Demonstran yang juga terdiri dari Lansia dan anak-anak itu menduduki tangga di luar bangunan sembari meneriakkan seruan-seruan dan mambawa spanduk.
"Bank Henan kembalikan uang tabungan saya!" teriak pada pengunjukrasa. Sementara di seberang jalan ratusan polisi, beberapa di antaranya mengenakan pakaian preman, mengepung tempat itu.
Dan akhirnya pada pukul 11.00, sejumlah polisi langsung menyerang para demonstran yang kemudian melemparkan botol dan benda-benda kecil ke arah mereka.
Suasana langsung berubah menjadi kekacauan. Dalam rekaman video yang diterima CNN, polisi terlihat memukuli dan menyeret para demonstran, termasuk wanita dan anak-anak, menuruni tangga.
Seorang wanita mengatakan kepada CNN bahwa ia didorong ke tanah oleh dua polisi sehingga tangannya terkilir dan terluka.
Seorang pria berusia 27 tahun mengaku ditendang oleh delapan polisi sampai terjatuh dan kemudian dibawa pergi. Banyak dari para demonstran mengaku terkejut dengan aksi kekerasan yang dilakukan polisi itu.
"Saya tidak menyangka mereka akan melakukan kekerasan. Tidak ada komunikasi, tidak ada peringatan, dan menyerang kami begitu saja," kata seorang nasabah kepada CNN.
"Kenapa mereka memukuli kami? Kami hanya orang biasa yang menuntut agar uang kami dikembalikan. Kami tidak melakukan kesalahan," kata seorang wanita yang minta identitasnya dirahasiakan.
Para demonstran itu kemudian diangkut menggunakan bus menuju sejumlah pusat penahanan. Beberapa orang yang terluka dibawa ke rumah sakit, dan mereka yang ditahan dibebaskan pada sore hari.
Saat dimintai keterangan via telepon, kantor polisi distrik Henan langsung menutup panggilan CNN.
Dan pada Minggu malam regulator perbankan Henan mengeluarkan pernyataan bahwa mereka sedang berupaya untuk mempercepat verifikasi informasi para nasabah dari empat bank.
Sementara kepolisian Kota Xuchang, yang letaknya bersebelahan dengan Kota Zhengzhou, mengatakan pihaknya sudah menahan anggota "geng kriminal" yang dituduh mengambil alih bank-bank di Henan sejak 2011 dengan memanipulasi para pejabat bank dan menguntungkan para pemegang saham.
Para tersangka juga telah dituduh melakukan transfer uang ilegal melalui sejumlah pinjaman fiksi, kata polisi. Otoritas menambahkan jika seluruh dana dan aset para tersangka telah disita dan dibekukan.
"Insiden ini sepenuhnya membalikkan kepercayaan saya pada pemerintah. Setelah hari ini, saya tidak akan percaya lagi kepada mereka (pemerintah)," kata Sun, salah satu nasabah, kepada CNN.