PARBOABOA, Jakarta - Penggabungan PT Pelabuhan Indonesia I, II, III, dan IV menjadi PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo akhirnya diresmikan oleh Presiden Jokowi setelah melalui proses yang panjang.
"Dengan mengucap bismillahirahmanirahim, pada siang hari ini saya resmikan penggabungan Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III dan Pelindo IV menjadi PT Pelindo dan kita resmikan Terminal Multipurpose Wae Kelambu di Labuan Bajo," kata Jokowi dalam acara Peresmian Penggabungan Pellindo dan Terminal Multifungsi Wae Kelambu, Kamis (14/10) dikutip dari YouTube Setpres.
Ia mengaku telah memerintahkan Menteri BUMN ke seluruh Direktur Utama PT Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV untuk segera menggabungkan keempat BUMN tersebut sejak tujuh tahun yang lalu.
"Tujuh tahun lalu, saya sudah perintahkan saat itu ke Menteri BUMN, ke seluruh Direktur Utama Pelindo I, II, III, dan IV untuk segera meng-holding-kan Pelindo. Saya tunggu-tunggu tujuh tahun ini tidak terealisasi," ungkapnya.
"Saya bilang, oke kalau enggak di-holding-kan transisinya saja virtual holding, dilakukan virtual holding. Tapi belum terwujud holding-nya. Hari ini alhamdulillah, sudah terjadi Pelindo I, II, III, dan IV menjadi PT Pelabuhan Indonesia (Persero)," lanjut Jokowi.
Wacana merger Pelindo sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pelabuhan telah digaungkan sejak puluhan tahun lalu dan telah terealisasi secara legal pada 1 Oktober 2021.
Jokowi pun berharap, dengan merger-nya BUMN layanan kepelabuhanan, biaya logistisk di Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lainnya. Sebab, saat ini biaya logistik di Indonesia terbilang mahal, yakni mencapai 23 persen, dibandingkan rata-rata negara lain yang hanya 12 persen.
Selain itu, Jokowi juga meminta agar Pelindo mencari partner bisnis yang memiliki jaringan luas, sehingga nantinya dapat terkoneksi dengan negara-negara lain.
Dengan demikian, produk-produk asal Indonesia bisa menjelajah ke pasar internasional dengan lebih baik dan masuk dalam rantai suplai global. Ia bilang, ini yang menjadi tujuan utama pemerintah.
“Sekali lagi, saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Menteri BUMN (Erick Thohir) dan jajarannya sehingga nanti akan menjadi kekuatan besar," ucap Jokowi.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjelaskan alasan penggabungan atau merger PT Pelabuhan Indonesia II. Menurutnya, saat ini biaya logistik di Indonesia masih lebih tinggi dibanding negara lain, yakni 24 persen, dibanding negara lain yang hanya 11 persen.
"Tentu kita harap dengan merger ini terjadi efisiensi dan penurunan biaya logistik. Memang tidak mudah, tapi harus kita upayakan terus," kata Erick, dalam keterangannya, Minggu (3/10).
Dia melanjutkan, penurunan tarif logistik memang tidak mudah, tetapi, harus dibayangkan terus. Apalagi, menurutnya sinar dari penurunan logistik sudah mulai terlihat.
"Apalagi kalau kita lihat sinarnya sudah mulai kelihatan. Selama ini kita tertutup mata kita, pelabuhan peti kemas kita punya potensi luar biasa," ucapnya.
Menurutnya, dengan merger ini, Pelindo langsung masuk menjadi operator peti kemas terbesar ke-8 di dunia.