PARBOABOA, Pematangsiantar - Pada Jumat (27/5/2022) siang, untuk pertama kalinya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan pidato kepada warga Indonesia, sejak Rusia melancarkan agresi pada 24 Februari lalu.
Pidato itu disampaikan dalam forum bertajuk 'Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Berbicara kepada Indonesia' yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan dipandu mantan duta besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS), Dino Patti Djalal.
Dalam kesempatan itu, presiden Ukraina menceritakan kondisi negaranya yang hancur oleh gempuran Rusia, termasuk sekolahan, tempat ibadah, rumah sakit, serta perumahan warga sipil.
Zelensky menambahkan, sudah puluhan ribu orang yang tewas di negaranya. Salah satunya adalah seorang bayi berusia 5 bulan di Kharkiv.
"Baru saja kemarin di Kharkiv, seorang bayi berusia 5 bulan dalam gendongan ayahnya terkena ledakan saat akan masuk gedung. Ibunya terluka parah," kata Zelensky. "Itu adalah realita yang dihadapi negara kami sejak 24 Februari," lanjutnya.
Presiden 44 tahun itu juga menjelaskan dampak global yang tercipta akibat perang di negaranya, yaitu terganggunya pasokan makanan, khususnya gandum.
Dia menjelaskan, Rusia sukses memotong akses rantai pasokan di Laut Hitam yang membuat rute perdagangan terhalang.
"Untuk pangan, ini menjadi bencana. Banyak negara memotong eskpor pangan, untuk mencegah krisis dalam negeri, untuk melindungi konsumsi dalam negeri,"katanya.
Zelensky menjelaskan bahwa menurut Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), jutaan orang akan menderita menderita kelaparan tahun iniini jika perang terus berkecamuk.
Dan situasi ini akan menimbulkan kekacauan politik serta kehancuran kehidupan sosial, yang berujung pada kesulitan masyarakat.
"Bencana akan menjadi lebih dekat lagi. Anda bisa mengecek harga di pasaran Anda, itu meningkat. Itu berdampak pada masyarakat yang sudah miskin. Ini membawa kekacauan di seluruh dunia," lanjut Zelensky.
Menurut Zelensky, agresi Rusia ke Ukraina bukan semata agresi ke sebuah negara, karena hal itu bisa memicu agresi serupa ke negara-negara lainnya.
Jika mereka ingin mengambil wilayah negara tetangganya, mereka tidak bisa dibiarkan berhasil tanpa dihukum," tegasnya.
"Tidak akan ada negara yang merasa aman, jika itu dibiarkan saja. Seperti yang dilakukan Rusia terhadap kita," imbuh Zelensky.