PARBOABOA, Medan - Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria menolak membayar E-Parking atau Parkir Elektronik dan mengancam akan mematahkan leher Wali Kota Medan Bobby Nasution viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi di Jalan Rahmadsyah, Kota Medan sekitar pukul 15.30 WIB pada Sabtu 23 April 2022.
Video tersebut diunggah di akun media sosial Instagram atas nama @memomedsos. Dalam video terlihat seorang pria yang sedang berada di dalam mobil memarahi petugas parkir.
"Bang emang disuruh parkir begitu," kata petugas.
"Kau panggil bos kau kemari," ucap pria tersebut.
"Ini yang nyuruh Pak Bobby," jawab petugas lagi.
Pria gondrong itu pun mengatakan, tak mau tahu tentang peraturan E-Parking. Bahkan dia mengancam akan mematahkan leher Bobby Nasution.
"Kau panggil Pak Bobby kemari patahkan batang leher Pak bobby sekalian. Apa kau aja yang ku patahkan batang leher?" kata pria tersebut.
"Masa abang mau matahin batang leher kita," ucap petugas lagi.
"Siapa yang ngajarin kau paksa-paksa orang. Kan aku bilang pakai cash gak mau pakai E-Tol (E-Parking). Iya siapa yang ngajarin kerja kayak gini siapa," jawab pria tersebut.
Menanggapi peristiwa ini, Kabid Parkir Dinas Perhubungan Kota Medan, Nikmal Fauzi Lubis langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Medan Kota. Nikmal mengatakan, perkara itu tengah tahap dalam pengembangan di Polsek Medan Kota.
"Mungkin berdasarkan ini, dari hasil pantauan kita diduga dia bukan berasal dari Sumatera Utara dari logat bahasanya dan pelat kendaraannya," katanya, Minggu (24/4/2022).
Kejadian itu sangat disayangkan, karena menurut Nikmal tak layak jika seseorang melakukan penolakan dengan cara memaki bahkan mengancam.
"Pendapat kita, perkataan seperti itu memang sangat disesalkan, karena kita sebagai orang ketimuran seharusnya bisa jangan sampai memaki apalagi mengarah ke pengancaman seperti itu," ujarnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa mengatakan telah menerima laporan akan peristiwa tersebut. Ia menyebut, pihaknya telah menyelidiki video viral itu.
"Masih kita lakukan penyelidikan," jelas Fathir.