Begini Sejarah Festival Bunga, Buah dan Sayur di Berastagi Sumatra Utara

Provinsi Sumatra Utara memiliki berbagai macam budaya. Salah satu yang sangat dikenal dan menjadi agenda nasional yaitu Festival Buah dan Bunga Berastagi. (Foto: Ilham Pradilla)

PARBOABOA, Medan - Provinsi Sumatra Utara memiliki berbagai macam budaya. Salah satu yang sangat dikenal dan menjadi agenda nasional yaitu Festival Buah dan Bunga Berastagi.

Ahli sejarah dari Universitas Sumatra Utara (USU), Junita Setiana Ginting, Festival Buah dan Bunga Berastagi ini telah berlangsung sekitar 40 tahun, atau sejak 1980.

Festival ini awalnya dibuat sebagai rasa syukur dan terima kasih petani di Tanah Karo ini kepada Tuhan dan leluhur yang telah memberikan tanah agraris dan alam yang subur untuk dijadikan lahan pertanian. Apalagi ungkapan rasa syukur terhadap ciptaan Tuhan telah mendarah daging di budaya masyarakat Karo.

"Sebagai ungkapan rasa syukur Masyarakat Karo yang agraris terhadap hasil alam berupa tanaman buah, sayur mayur dan bunga yang tumbuh baik dan subur di daerah ini," katanya kepada PARBOABOA, Sabtu (8/7/2023).

Junita menjelaskan, festival ini awalnya juga dirayakan sangat sederhana, karena hanya merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat.  Rumah-rumah warga di Berastagi pun biasanya dihiasi dengan bunga, buah dan sayur, selama festival berlangsung.

Kemudian, seiring perkembangan zaman, tepatnya di awal tahun 2000, Pemerintah Kabupaten Karo akhirnya terlibat di Festival Buah dan Bunga Berastagi ini. Terlibatnya pemerintah, festival kian berkembang menjadi karnaval dan arak-arakan menggunakan kendaraan hias. Tadinya hanya berupa pameran buah, sayur dan bunga saja.

"Jadi ada kolaborasi pemerintah dan masyarakat serta berbagai pihak lainnya seperti pelaku bisnis wisata. Tujuannya, selain membuat nama Karo lebih dikenal dengan hasil alamnya, juga dapat meningkatkan daya tarik wisatawan," kata dosen prodi Ilmu Sejarah di FIB USU ini.

Junita juga mengingatkan pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas festival dengan memperbanyak agenda kegiatan yang lebih menonjolkan budaya Kabupaten Karo, sehingga dapat menarik wisatawan datang ke Berastagi, Kabupaten Karo.

"Bukan hanya menjadi agenda rutin yang menyedot anggaran, tapi efeknya dan memberi kontribusi yang berkelanjutan terhadap peningkatan pariwisata Karo sehingga menjadikan daya tarik bagi masyarakat luas," ungkapnya.

Tahun ini, Festival Buah dan Bunga Berastagi berlangsung selama tiga hari, mulai 7 hingga 9 Juli 2023 di Taman Mejuah-Juah, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Festival dibuka Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Sumatra Utara, Musa Rajekshah.

Tidak hanya itu, tahun ini Festival Buah dan Bunga Berastagi menawarkan serangkaian acara menarik. Mulai dari pawai mobil hias dengan ornamen hasil pertanian Masyarakat Karo, puluhan gerai UMKM, berbagai macam lomba, pertunjukan artis lokal maupun nasional, serta kesempatan makan buah hasil pertanian masyarakat Karo gratis.

Selain itu, juga ditampilkan sejumlah tradisi masyarakat Karo seperti Erpangir Ku Lau yaitu upacara mandi untuk mengusir roh jahat. Tradisi ini juga bisa berarti menyucikan diri dari pengaruh roh jahat dengan memberi sajian kepada yang kuasa agar diberikan rezeki.

Pemerintah Kabupaten Karo menargetkan pengunjung Festival Buah dan Bunga Berastagi 2023 mencapai 50 ribu orang, baik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Editor: Kurnia
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS