Sadis! Satu Anak di Gaza Terbunuh Tiap 10 Menit

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut seorang anak tewas tiap 10 menit di Gaza. (Foto: X/@DrTedros)

PARBOABOA, Jakarta - Perang yang berkecamuk di Timur Tengah mengorbankan warga sipil berbagai umur termasuk anak-anak. 

Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebut, rata-rata, seorang anak terbunuh tiap 10 menit akibat perang di Jalur Gaza.

WHO bahkan mengatakan, tidak ada tempat dan seorang pun yang aman di wilayah itu.  

Pernyataan menyedihkan ini disampaikan langsung Direktur Jenderal, Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepada Dewan Keamanan PBB, Jumat (10/11/2023).

Dalam data WHO yang dipegangnya, tercatat setengah dari 36 rumah sakit di Gaza dan dua pertiga dari pusat layanan kesehatan primernya tidak berfungsi. 

Sementara rumah sakit yang beroperasi telah jauh melampaui kapasitasnya seperti koridor-koridor rumah sakit penuh dengan korban luka, orang sakit, dan sekarat. 

Selain itu juga, kamar mayat tak mampu lagi menampung jenazah. 

Kondisi memprihatinkan lain juga terjadi seperti pembedahan yang terpaksa dilakukan tanpa anestesi. 

Bahkan, puluhan ribu orang menjadikan rumah sakit sebagai tempat berlindung.  

Kondisi ini menggambarkan sistem layanan kesehatan di Jalur Gaza dalam keadaan 'bertekuk lutut'.

Tedros pun mengenang masa kecilnya saat perang di Ethiopia dan memahami apa yang harus dialami anak-anak Gaza.

Suara tembakan dan peluru yang bersautan di udara, bau asap setelah serangan, peluru pelacak di langit malam, ketakutan, rasa sakit, rasa kehilangan menjadi hal-hal ini selalu melekat sepanjang hidup.

Sejak 7 Oktober, WHO telah memverifikasi lebih dari 250 serangan terhadap layanan kesehatan di Gaza dan Tepi Barat. 

Selain itu ada 25 serangan terhadap layanan kesehatan di Israel. 

Israel berdalih, Hamas menyembunyikan senjata di terowongan di bawah rumah sakit, maka dari itu mereka menyerangnya. Namun, tuduhan itu dibantah Hamas.

Pernyataan Organisasi Lain

Data serupa juga datang dari Direktur Wilayah Palestina dari organisasi Save the Children, Jason Lee. 

Dia menyebut, selain 1 anak tewas tiap 10 menit, perang di Gaza menyebabkan seorang bocah luka tiap lima menit. 

Selain kematian dan cedera yang dialami anak-anak, ada sekita 1,5 juta orang yang merupakan 60 persen populasi Gaza menjadi pengungsi. 

Mereka kini terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mencari perlindungan di sekolah, rumah sakit atau gedung mana pun yang bisa membuat mereka aman.

Sayangnya lokasi-lokasi tersebut tak menyediakan air dan makanan yang cukup. Pengungsi terpaksa makan hanya sekali sehari. 

Selain itu, para pengungsi kebanyakan tak memiliki akses terhadap perawatan medis bagi mereka yang terluka. 

Israel Ejek PBB

Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan mengatakan kepada Dewan Keamanan yang berjumlah 15 orang, pihaknya telah membentuk satuan tugas untuk mendirikan rumah sakit di Gaza selatan.

Saat ini, kata Erdan, Israel tengah melakukan pembicaraan lanjutan dengan Uni Emirat Arab, ICRC dan negara-negara Eropa lainnya. 

Mereka akan mendirikan kapal rumah sakit lapangan dan rumah sakit terapung.

Tak hanya itu, Israel juga memfasilitasi pengiriman bantuan medis dari Yordania ke rumah sakit di Gaza utara.

Pada akhir bicaranya, Erdan bahkan mengejek WHO dan badan PBB lainnya yang dinilai tak berbuat banyak untuk warga Gaza. 

Dia mengklaim, Israellah yang berbuat lebih banyak demi kesejahteraan warga.

Editor: Umaya khusniah
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS