Sumarsih Minta Pemerintah Bentuk Pengadilan HAM Ad Hoc Tragedi Semanggi Lewat Panggung Rakyat YLBHI

Sumarsih saat berorasi di panggung rakyat 25 Tahun Reformasi. (Foto: Parboaboa/Muazam)

PARBOABOA, Jakarta - Orang tua korban Tragedi Semanggi I,  Sumarsih terus mendesak pemerintah untuk mengusut tuntas kasus Tragedi Semanggi I yang menewaskan anaknya, Benardus Realino Norma Irawan alias Wawan.

Sumarsih menyebut, Wawan meninggal karena ditembak peluru tajam oleh anggota ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), sebutan TNI di era itu.

"Kami sekeluarga ingin Tragedi Semanggi I dan Tragedi Semanggi II diselesaikan di Pengadilan HAM Ad hoc," tegas Sumarsih dalam orasinya di Panggung Rakyat yang didirikan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) di Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (31/5/2023).

Sumarsih juga mendesak pemerintah dan DPR membawa kasus Tragedi Semanggi I dan Semanggi II ke Pengadilan Ad hoc.

Menurutnya, penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu harus diselesaikan melalui Pengadilan Ad hoc, sebagaimana Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.

"Lembaga yang menangani sudah ada. Komnas HAM melakukan penyelidikan, Jaksa Agung menindaklanjuti berkas penyelidikan dari Komnas HAM ke tingkat penyidikan, kalau terbukti terjadi pelanggaran HAM berat, DPR tinggal membuat rekomendasi kepada Presiden untuk menerbitkan Keppres pembentukan pengadilan HAM ad hoc untuk kasus-kasus pelanggaran HAM berat sebelum UU Pengadilan HAM dibentuk," tegas Sumarsih.

Panggung Rakyat YLBHI dan Peringatan 25 Tahun Reformasi

Hari ini, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menggelar panggung rakyat untuk memperingati 25 Tahun reformasi.

Ketua YLBHI Muhammad Isnur menjelaskan panggung rakyat ini untuk merefleksikan kondisi bangsa dan negara Indonesia setelah 25 Tahun reformasi.

"Panggung ini harapannya bisa menjadi panggung kebenaran. Di mana teman-teman bisa membuka banyak hal di sini, bisa menceritakan penderitaan rakyat yang sudah sampai ke tenggorokan," ujar Isnur dalam orasi pembukaannya.

Isnur berharap, panggung rakyat itu bisa menjadi medium warga bersuara akan kebenaran.

"Juga membongkar kebobrokan pemerintah," tegasnya.

Panggung Rakyat ini juga dihadiri sejumlah aktivis seperti pegiat HAM dan buruh serta korban kekerasan saat reformasi, 25 tahun silam.

Panggung rakyat juga diisi pertunjukkan musik, monolog, testimoni rakyat, orasi budaya serta refleksi 25 tahun reformasi.

Editor: Kurnia Ismain
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS