PARBOABOA, Pematang Siantar - Ketua Tim Patroli Sekolah Kasih Sayang (TPS-KS) di Dinas Pendidikan Pematang Siantar, Sumatra Utara, Abdul Rasyid mengatakan ada tiga alasan nyeleneh yang membuat anak-anak sekolah melakukan tindakan indisipliner.
"Dan banyak siswa bolos dikarenakan tidak sungguh-sungguh bersekolah, hanya semata-mata agar dapat uang lebih untuk jajan," ujarnya kepada Parboaboa, Kamis (4/5/2023)
Alasan lainnya, kata Abdul Rasyid, siswa-siswa tersebut memiliki pergaulan tidak baik dan pelajaran yang tidak dipahami sehingga membuat tindakan bolos.
"Ikut kawan istilah mereka, saat jam menjelang masuk sekolah mereka langsung cabut dari sekolah," katanya.
Tantangan lainnya, lanjut Abdul, salah satunya perubahan pascapandemi yang mengubah banyak hal, termasuk perilaku siswa.
Sementara itu, Pengamat Pendidikan, Ari S. Widodo Poespodihardjo menilai, banyaknya tawuran dan bolos sekolah yang dilakukan anak sekolah di Pematang Siantar karena siswa mengalami kejenuhan saat kegiatan pembelajaran atau ada masalah dengan guru atau temannya.
Oleh karena itu, lanjutnya, di banyak negara termasuk Indonesia, proses pendidikan di usia remaja menuju dewasa memasukkan banyak kegiatan yang tidak semata-mata akademik. Misalnya kegiatan organisasi, olahraga, sosial dan keterampilan.
"Sekolah harusnya hadir memberikan peraturan ekstra keras tentang kedisiplinan dimana pelanggaran akan ditindak sangat tegas dan mungkin saja siswa dikeluarkan," ucapnya.
Kegiatan tersebut, tambah dia, dapat menjadi penyaluran energi dan pemikiran yang terjadi saat fase pertumbuhan siswa di usia tersebut.
"Harus ada cara yang baik untuk memberikan kesempatan mereka yang sedang mengalami perkembangan tersebut dalam ranah yang baik," pungkas Ari Widodo.