PARBOABOA, Jakarta – Tujuh orang calon
TKI ilegal gagal berhasil digagalkan. Ketujuh orang tersebut berasal dari berbagai kota seperti Sukabumi,
Indramayu dan Karawang. Ketujuh orang ini akan diberangkatkan ke negara tujuan
pada hari ini. Tetapi rencana tersebut digagalkan oleh Badan Perlindungan
Pekerja Migrasi Indonesia (BP2MI).
BP2MI menyelamatkan
tujuh perempuan korban perdagangan manusia di Cibubur, Jakarta Timur, yang sesuai
rencana akan dikirim ke Irak. Ketujuh calon TKI tersebut diselamatkan dari sebuah
tempat penampungan.
Kepala BP2MI
Benny Rhamdani mengatakan tujuh orang tersebut hampir diberangkatkan ke negara
Irak yang notabene saat ini merupakan negara konflik.
“Bayangkan jika
mereka dikirim ke negara konflik," ujar Benny dalam keterangan tertulis,
Kamis (12/8/2021).
Menurut Benny,
pihaknya telah melarang seluruh perusahaan penyalur Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) untuk memberangkatkan TKI ke Timur Tengah sejak tahun 2016 lalu. Ia tidak
ingin para pekerja kita nantinya di Timur Tengah menjadi korban konflik antar negara.
Kini tujuh
orang itu ditampung di Kantor BP2MI Jakarta, dan semua biaya sampai nanti tiket
pulang ke rumahnya akan ditanggung oleh BP2MI.
Benny juga
mengungkapkan bahwasanya hal serupa juga terjadi di Tanjungpinang, Batam.
"Saat
ini, kami juga berhasil mengamankan 19 orang di Tanjung Pinang, Batam. Mereka
juga calon pekerja migran yang hampir menjadi korban pedagangan manusia,"
tambahnya.
Sebanyak 19
orang yang diamankan di Tanjung Pinang bertujuan ke negara Singapura. Mereka
akan disalurkan untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART).
Benny menjelasakan
para korban tersebut, oleh calo yang mengajaknya diimingg-imingi untuk bekerja di luar negeri.
Bahkan, calo itu juga memberikan uang kepada korban sebesar Rp. 2.000.000 dan
semua biaya selama di tempat dan keberangkatan ke Negara tujuan akan dibiayai.
"Mereka
ditampung di tempat yang tidak sehat, kotor dan tidak layak," ungkapnya.
Kini tujuh
orang yang diselamatkan ditampung di Kantor BP2MI Jakarta, sedangkan 19 orang
dari penampunggan Tanjung pinang ditampung di kantor BP2MI Tanjung Pinang dan
semua biaya sampai nanti tiket pulang ke rumahnya akan ditanggung oleh BP2MI.
"Tidak boleh ada lagi perbudakan di jaman modern ini, mereka adalah manusia yang harus kita hormati, tapi kemudian diperjual belikan oleh sindikat perdagangan orang," jelasnya.