TPA Jadi Penghambat Terwujudnya Industri di Tanjung Pinggir

Tumpukan sampah di TPA Tanjung Pinggir, Pematangsiantar, Senin (24/6/2024) (Foto: PARBOABOA/Rizal Tanjung)

PARBOABOA, Pematangsiantar - Sejak dua puluh tahun lalu saat Marim Purba menjabat sebagai Walikota Pematangsiantar, rencana untuk mengubah Tanjung Pinggir telah digulirkan.

Pada masa itu, Marim mengusulkan agar PTPN melepas sebagian dari lahan Tanjung Pinggir seluas 573 hektar kepada Pemkot Pematangsiantar.

Tujuannya adalah untuk mengembangkan kawasan industri guna memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Meskipun rencana untuk membangun Universitas Siantar di daerah tersebut juga diajukan pada masa Walikota Robert Edison Siahaan.

Namun, semua rencana tersebut belum terealisasi hingga kini.

Pergantian kepemimpinan di kota tersebut tampaknya tidak mampu mewujudkan rencana tersebut sepenuhnya.

Salah satu tantangan utamanya adalah kelambatan dalam proses pembayaran dan kepemilikan lahan yang belum terselesaikan, sehingga status lahan tersebut masih belum jelas.

Pengamat tata ruang dari Universitas Simalungun, Marulam Simarmata, menyatakan bahwa ketidakpastian ini membuat investor enggan untuk berinvestasi di kawasan tersebut.

Rencana awal untuk mengembangkan industri berbasis hasil pertanian dari Simalungun, seperti yang direncanakan dahulu, kini terancam tidak terealisasi dengan baik.

TPA Penghambat 

Masalah lahan yang pembayarannya belum terselesaikan hingga saat ini menjadi salah satu masalah di Tanjung Pinggir.

Ditambah lagi dengan keberadaan TPA yang menambah kerumitan dalam mengelola permukiman di sana.

Diketahui, TPA seharusnya dikelola dengan baik, namun kenyataannya, sampah-sampah yang ditumpuk menjadi pemandangan yang mengganggu, membentuk gunungan sampah yang lazim terlihat.

Walaupun terdapat kantor dinas lingkungan dan dinas tata ruang di Pematangsiantar, diperlukan usaha besar untuk meningkatkan kualitas permukiman di daerah ini.

Tumpukan sampah yang menggunung telah menggerus keindahan dan kenyamanan permukiman di Tanjung Pinggir.

"Meskipun baru-baru ini Pemkot sudah memulai menggunakan alat pengolahan TPA ini untuk mencegah penumpukan sampah yang berlebihan," ujar Marulam.

Kualitas Permukiman Tanjung Pinggir

Lurah Kelurahan Tanjung Pinggir, Jusprendi Sitepu, membenarkan bahwa salah satu hambatan dalam meningkatkan kualitas permukiman adalah masalah lahan.

"Masalah lahan ini membuat datangnya penduduk liar, pihak kelurahan tidak bisa mengeksekusi," katanya pada PARBOABOA, Senin (24/6/2024).

Marulam juga menyampaikan keprihatinannya bahwa masalah lahan tersebut bisa menjadi ancaman serius, serupa dengan yang terjadi di Kelurahan Gurilla.

Selain itu, keberadaan TPA juga diakui sebagai penghambat dalam upaya memperbaiki permukiman.

Untuk mengatasi hal ini, pihak kelurahan aktif menggalakkan kegiatan gotong royong.

Kegiatan ini dilakukan setiap bulan, “bahkan kadang-kadang seminggu sekali," tambahnya.

Kelurahan juga telah memberikan imbauan kepada penduduk agar tidak membuang air besar sembarangan, mengingat praktik ini masih lazim dilakukan beberapa tahun lalu.

Walaupun saat ini sudah jarang terjadi, permasalahan ini tetap harus diwaspadai karena dapat berdampak buruk terhadap lingkungan.

Dalam upaya meningkatkan kualitas permukiman, Jusprendi mengatakan bahwa pihak kelurahan akan mengajukan permohonan untuk program bedah rumah kepada Dinas PRKP jika ada warga yang memenuhi syarat.

Dia juga menyebut bahwa respons masyarakat terhadap berbagai inisiatif untuk memperbaiki permukiman di daerah ini sangat positif.

"Masyarakat sudah lebih peduli terhadap masalah kebersihan, yang merupakan indikator kemajuan suatu permukiman. Namun, kami masih menghadapi keterbatasan dalam menjalankan tugas kebersihan," tutupnya.

Berdasarkan data BPS tahun 2023, luas Kelurahan Tanjung Pinggir adalah 5.045 km² atau setara dengan 504,5 hektar, dengan jumlah penduduk mencapai 7.133 jiwa.

Upaya Perbaikan Permukiman oleh Dinas PRKP

Kepala Bidang Kawasan Permukiman dari Dinas PRKP, Juang Sijabat, menjelaskan tindakan yang telah diambil dalam upaya meningkatkan kualitas permukiman Tanjung Pinggir.

Menurutnya, mereka telah membangun jalan setapak di kawasan tersebut yang sebelumnya tidak ada.

Selain itu, mereka juga telah melakukan bedah rumah untuk warga yang membutuhkan, guna meningkatkan kualitas hunian mereka.

Untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, mereka juga membangun septic tank untuk rumah-rumah yang sebelumnya membuang limbah langsung ke parit, dengan tujuan mengurangi pencemaran.

"Perbaikan-perbaikan ini dilakukan secara bertahap, mengingat keterbatasan anggaran yang ada," tambahnya.

Juang menegaskan bahwa setiap tahun ada perubahan, meskipun tidak signifikan, dalam upaya meningkatkan kualitas permukiman di Tanjung Pinggir.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS