Gempabumi Magnitudo 5,4 Guncang Pantai Barat Sumatra, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempabumi tektonik berkekuatan magnitudo 5,4 guncang wilayah Pantai Timur Laut Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat. (Foto: PARBOABOA/Aprilia Rahapit)

PARBOABOA, Jakarta - Gempabumi tektonik berkekuatan magnitudo 5,4 telah mengguncang wilayah Pantai Timur Laut Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat (Sumbar), pada pukul 07.52 WIB, Senin (5/1/2024). 

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono menyampaikan, bahwa episenter gempabumi tersebut terletak pada koordinat 2,20° LS; 100,39° BT, sekitar 90 Km arah Tenggara Tuapejat, dengan kedalaman hiposenter 34 km.

Analisis BMKG menunjukkan, gempabumi terjadi akibat aktivitas sesar Mentawai dengan memiliki mekanisme pergerakan oblique normal-fault yang menandakan gempa yang bersifat dangkal. 

Daryono menyebut bahwa pemodelan dan analisis awal, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Dampak dari gempa tersebut dirasakan di beberapa daerah, termasuk Mentawai, Padang, Agam, dan Padang Pariaman, dengan intensitas III MMI (Modifikasi Mercalli Intensity) yang mengindikasikan getaran dirasakan di dalam rumah seakan-akan truk berlalu. 

Sedangkan di Pesisir Selatan, Padang Panjang, dan Bukit Tinggi, gempa dirasakan dengan intensitas II MMI, di mana getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Hingga pukul 08.20 WIB, monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas aftershock atau gempa susulan yang dapat menimbulkan kerusakan tambahan atau risiko baru. 

Namun, masyarakat diimbau tetap waspada dan mengikuti rekomendasi keselamatan, seperti menghindari bangunan yang rusak atau retak akibat gempa. Selain itu diimbau untuk  memeriksa kestabilan bangunan, dan memastikan bangunan tempat tinggal mereka tahan gempa.

BMKG juga menyerukan agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Termasuk pentingkan kesadaran dan persiapan dalam menghadapi bencana alam seperti gempabumi, demi meminimalisir potensi kerusakan dan korban jiwa.

Sumatera Barat telah mengalami beberapa gempa bumi besar selama dekade terakhir. Gempa-gempa ini tidak hanya menguji ketahanan struktural dan sosial daerah, namun juga meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan terhadap bencana alam.

Berikut Rentetan Bencana di Sumatra Barat

Gempa Padang

Gempabumi Padang pada tahun 2009 dengan magnitudo 7,6, gempa ini mengguncang Kota Padang, menyebabkan kerusakan besar dan 1.117 orang meninggal dunia. Gempa ini menjadi pengingat risiko seismik yang tinggi di wilayah tersebut.

Gempa Mentawai

Tidak lama setelah tragedi di Padang, gempa bumi berkekuatan magnitude 7,7 pada 25 Oktober yang 2010 mengguncang Kepulauan Mentawai, memicu tsunami yang menghancurkan desa-desa pesisir, merenggut 509 nyawa, puluhan orang luka-luka dan 11.425 orang harus mengungsi. Lokasi gempabumi diketahui terletak di bawah dasar laut dan kedekatannya dengan pulau-pulau menyebabkan gelombang tsunami yang mematikan.

Gempa Pesisir Selatan 

Sebuah gempabumi 1 Maret 2016, dengan magnitudo 7,8 terjadi di barat daya Sumatera Barat, dengan episentrum di Samudra Hindia. Beruntung, gempa ini tidak mengakibatkan tsunami atau kerusakan besar, namun memicu kepanikan di kalangan penduduk lokal dan peringatan tsunami sementara. Lebih rinci, yaitu terdapat 2.663 dan 103 kelas sekolah mengalami kerusakan di 19 keluarahan, 16 kecamatan serta 3 kabupaten/kota. Selain itu terdapat satu orang meninggal dunia. 

Gempa Solok Selatan

Dengan magnitudo 5,8, gempabumi pada 2 Agustus 2019 ini mengguncang Solok Selatan, menyebabkan kerusakan pada bangunan dan infrastruktur. Meski tidak sefatal gempa sebelumnya, gempa ini menambah daftar panjang aktivitas seismik di wilayah tersebut. Bencana tersebut juga menyebabkan sekitar 48 orang luka-luka tanpa korban meninggal dunia.

Gempa Pasaman Barat

Gempa dengan kekuatan 6,2 magnitudo mengguncang Pasaman Barat pada 25 Februari 2022 telah menyebabkan kerusakan pada rumah-rumah dan fasilitas umum, serta merenggut 2 nyawa dan puluhan orang luka-luka.

Editor: Aprilia Rahapit
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS